Grage Aeromodelling

mana nih abah Kiki .................... sudah banyak suhu turun gunung berfatwa .....................



salam

Nambahin dikit... ketika flaperon di aktifkan fungsi aileron akan berkurang jadi ketika approach pastikan pesawat sudah benar2 align dengan runway / lapangan yg di tuju atau jika biasa dengan rudder bisa di koreksi pake rudder karena kalo koreksi dengan aileron akan sedikit gerakannya tidak seperti ketika flaperon di nonaktifkan .... jika di tx-nya ada swtich 3 langkah dan bisa di mixing sesuka kita ( contoh turnigy 9x yg di modif firmware ) ketika touchdown langsung di manfaatkan jadi speed brake pada flaperon ( ketika approach hingga touchdown kedua aileron ke bawah dan ketika touchdown / onground kedua aileron ke atas )....

Salam...

stefendy wrote:Nambahin dikit... ketika flaperon di aktifkan fungsi aileron akan berkurang jadi ketika approach pastikan pesawat sudah benar2 align dengan runway / lapangan yg di tuju atau jika biasa dengan rudder bisa di koreksi pake rudder karena kalo koreksi dengan aileron akan sedikit gerakannya tidak seperti ketika flaperon di nonaktifkan ....
....

Salam...

Ikut sharing pengalaman suhu..
memang benar ketika flap diturunkan fungsi aileron ternyata berkurang.. celakanya malah seakan aileron tidak berfungsi, sehingga waktu pesawat roling ke kanan karena suddenly side wind (setelah tekoff), sulit sekali me-roll-nya ke kiri. Panik.. dan.. crash!

Teman2 ..suhu2 yang budiman.....terima kasih ata segala masukannya, perlu diketahui hasilsetingan radio oleh suhu WR : Aktifkan Plaperon, Off kan air brake, set elevator 0% dan set Plap 40% hasilnya ketika plap diaktifkan plap nya kebawah.

Untuk menjaga kemungkinan salah langkah dan Pilatus jadi korban, pagi ini saya akan Test dengan Chesna 185 Electric yang ini


Hasilnya akan saya laporkan nanti sore.

Jam 06.45 saya udah berada di Lapangan Taman kota saya mulai test terbang chesna 185
saya lakukan aproach.....setelah lurus dan level pada ketinggian 3 meter saya aktifkan plap, pesawat terlihat turun drastis beberapa buluh cm dari posisi semula, kemudian kepala mendongak dan terbang akag pelan namun mulai oleng.lalu saya koreksi dengan aileron setelan lurus saya turunkan throtle sampai minimum, pesawat landas dan berhenti sepanjang 5 meter dari tempat landing.
Memang perbedaannya sangat significant biasanya nyelonong sampai 20 meter lebih dari posisi landing sekarang 5 meter aja udah berhenti.
Saya lakukan sampai 3 kali, namun tidak satukali pun yang berjalan mulus karena saya harus mengoreksi posisi pesawat saat plap mulai aktif dan throtle masih hidup.

Jadi apayang harus saya koreksi/seting aga bisa landing tanpa harus korelsi posisi pesawat setelah plap aktif?

Kiki_54 wrote:Teman2 ..suhu2 yang budiman.....terima kasih ata segala masukannya, perlu diketahui hasilsetingan radio oleh suhu WR : Aktifkan Plaperon, Off kan air brake, set elevator 0% dan set Plap 40% hasilnya ketika plap diaktifkan plap nya kebawah.

Untuk menjaga kemungkinan salah langkah dan Pilatus jadi korban, pagi ini saya akan Test dengan Chesna 185 Electric yang ini


Hasilnya akan saya laporkan nanti sore.

hati2 ya...Abah..

maaf aja...ya Abah.. mungkin klu misalkan aku dah ngak tahan... itu pswt tak suruh rekan main lempar..

dan landingnya...tak masukin ke gawang bola..blkng anda..biar aman...

maaf neh..selingkuh dari pertanyaannya..,jangan ditiru..tp klu buat wd sih gak mazalah..

salam kangen selalu...

ombhie wrote:

Kiki_54 wrote:Teman2 ..suhu2 yang budiman.....terima kasih ata segala masukannya, perlu diketahui hasilsetingan radio oleh suhu WR : Aktifkan Plaperon, Off kan air brake, set elevator 0% dan set Plap 40% hasilnya ketika plap diaktifkan plap nya kebawah.

Untuk menjaga kemungkinan salah langkah dan Pilatus jadi korban, pagi ini saya akan Test dengan Chesna 185 Electric yang ini


Hasilnya akan saya laporkan nanti sore.

hati2 ya...Abah..

maaf aja...ya Abah.. mungkin klu misalkan aku dah ngak tahan... itu pswt tak suruh rekan main lempar..

dan landingnya...tak masukin ke gawang bola..blkng anda..biar aman...

maaf neh..selingkuh dari pertanyaannya..,jangan ditiru..tp klu buat wd sih gak mazalah..

salam kangen selalu...

WD saya juga pernah begitu Oom.......
Sama Oom saya juga kepingin temu teman2, mau ngundang gak berani karena gak punya tempat permanen untuk terbang, malu kalau nanti undangan gk bisa terbang.
Padahal saya udah punya niat nanti Wedding party putri saya (anak ke 2 ) kalau ada jodoh, mau diadakan lagi acara terbang bersama pasang banner, tawur uang dll seperti yang pernah dilakukan Oktober 2009 yang lalu di Penggung........ehem...semoga mimpiku menjadi kenyataan.

Sekarang saya cuman bisa berdoa setiap habis solat kepada Yang Maha kuasa semoga penguasa Bandara Penggung dibukakan hatinya, hahwa ada segelintir orang yang memerlukan uluran tangannya (bukan minta uang atau materi lainya) hany untuk bisa terbang main aeromodeling di pengung.

Amien ya Allah, engkau maha mendengar doa hambanya..........

Kiki_54 wrote: setelah lurus dan level pada ketinggian 3 meter saya aktifkan plap, pesawat terlihat turun drastis beberapa buluh cm dari posisi semula, kemudian kepala mendongak dan terbang akag pelan namun mulai oleng.lalu saya koreksi dengan aileron setelan lurus saya turunkan throtle sampai minimum, pesawat landas dan berhenti sepanjang 5 meter dari tempat landing.
Memang perbedaannya sangat significant biasanya nyelonong sampai 20 meter lebih dari posisi landing sekarang 5 meter aja udah berhenti.
Saya lakukan sampai 3 kali, namun tidak satukali pun yang berjalan mulus karena saya harus mengoreksi posisi pesawat saat plap mulai aktif dan throtle masih hidup.

Jadi apayang harus saya koreksi/seting aga bisa landing tanpa harus korelsi posisi pesawat setelah plap aktif?

om kiki, meng-aktifkan flapnya kelihatannya pake switch ?
problemnya pake switch : servo flap bergerak cepat (dari 0% ke 40%). kalau servonya nggak sama cepat, bisa terjadi ada efek aileron dalam perjalanannya (aileron kiri dan kanan nggak sama), dan elevator (flap dan elevator nggak bareng).

kalau saya usulkan, peng-aktif-an flap nya pake potensio saja (kalau saya pake futaba, di pasang di tuas samping yg sebelah kiri / kanan). jadi flap nya bisa di aktifkan perlahan-lahan. bahkan bisa juga setengah flap dll ...
dengan begini servo kiri dan kanan tidak perlu balapan dan tetap terjaga sama ...

Kiki_54 wrote:Jam 06.45 saya udah berada di Lapangan Taman kota saya mulai test terbang chesna 185
saya lakukan aproach.....setelah lurus dan level pada ketinggian 3 meter saya aktifkan plap, pesawat terlihat turun drastis beberapa buluh cm dari posisi semula, kemudian kepala mendongak dan terbang akag pelan namun mulai oleng.lalu saya koreksi dengan aileron setelan lurus saya turunkan throtle sampai minimum, pesawat landas dan berhenti sepanjang 5 meter dari tempat landing.
Memang perbedaannya sangat significant biasanya nyelonong sampai 20 meter lebih dari posisi landing sekarang 5 meter aja udah berhenti.
Saya lakukan sampai 3 kali, namun tidak satukali pun yang berjalan mulus karena saya harus mengoreksi posisi pesawat saat plap mulai aktif dan throtle masih hidup.

Jadi apayang harus saya koreksi/seting aga bisa landing tanpa harus korelsi posisi pesawat setelah plap aktif?

menambahkan oom....kalo flapperon emang seperti itu kekurangannya.....karena pesawat setiap mau landing, pasti perlu koreksi -koreksi dengan menggunakan aileron, sedangkan ketika flap sudah aktif (turun) maka fungsi aileron akan berkurang atau tidak terasa pengaruhnya sama sekali......menurut saya kalaupun flapperon sangat membantu hanya ketika pesawat akan take-off, kalau landing akan sangat susah bagi newbie seperti saya....(kualitas kemampuan jempol akan sangat diperlukan disini). Menurut saya juga....kalo oom kiki mau merasakan nikmatnya landing dengan menggunakan flap.....sebaiknya flap dibuat terpisah dengan aileron, sehingga pada saat akan landing dan posisi flap sudah turun, maka koreksi2 dengan menggunakan aileron masih bisa digunakan sepenuhnya daripada menggunakan konsep flapperon.....hanya sekedar saran dari newbie nich oom... hehehehee

christoffel wrote:
om kiki, meng-aktifkan flapnya kelihatannya pake switch ?
problemnya pake switch : servo flap bergerak cepat (dari 0% ke 40%). kalau servonya nggak sama cepat, bisa terjadi ada efek aileron dalam perjalanannya (aileron kiri dan kanan nggak sama), dan elevator (flap dan elevator nggak bareng).

kalau saya usulkan, peng-aktif-an flap nya pake potensio saja (kalau saya pake futaba, di pasang di tuas samping yg sebelah kiri / kanan). jadi flap nya bisa di aktifkan perlahan-lahan. bahkan bisa juga setengah flap dll ...
dengan begini servo kiri dan kanan tidak perlu balapan dan tetap terjaga sama ...

oom chris sekalian mau tanya kalau penggunaan potensio sebagai tuas flap, bagaimana mensetting agar potensio tersebut hanya berfungsi sebagai penurun flap saja (tidak sekaligus airbrake) karena posisi netral potensio berada di tengah (kalo keatas jadi airbrake dan kalo ke bawah sebagai flap)....saya khawatir ketika sedang terbang akan tersenggol dengan jari (karena potensio sangat sensitif sekali), dan bagi saya, agak sulit untuk mengatur center dari potensio tersebut dengan menggunakan jari...sebagai info saya menggunakan futaba 9chp oom.....dan saya pernah coba mengaturnya dari end point namun tidak bisa (mengingat menggunakan mode flapperon) sehingga fungsi servo kanan dan kiri terpisah.... trims....