Grage Aeromodelling

toto wrote:selamat siang .... pemula ingin bagi pengalaman nih mohon maaf kalau tidak tepat apalagi salah .... ini juga saya loh yg masih pemula untuk memperhatikan apakah pesawat sudah mendapatkan lift yg cukup kalau diperhatikan keliatan dari pesawat gerakannya lebih enteng dengan diwakili akselerasinya yang nambah dengan posisi throttle yang sama .... kira2 gitu deh bener enggak sih ya. ...... ..... mohon koreksinya para suhu nih




salam

Selamet siang juga..salam kenal dari saya..
Analogi di atas juga terjadi pada helikopter..

salam

terima kasih suhu atas masukanya dan sudah mau berbagi pengalaman dengan newbie.
akan saya praktekan semua ilmu dan pengalaman dari suhu semua...
mungkin saya masih terbawa dengan kebiasaan maen WD...rogging, full throtle, Up Elevator. pesawat dah naik.
maklum di lapangan hanya maen berdua, itupun sama2 main WD n pemula.
tempat nimba ilmu hanya dari suhu2 d GAERO...
terima kasih


Salam,
Abdinik

ipin17 wrote:Rasanya pesawat ini karakternya mirip dengan fms big cessna, high wing tanpa dihedral, bedanya hanya piper j3 adalah tail dragger, benar gak?.

Seperti big cessna, pesawat ini float nya bagus, namun hati2 saat take off, jangan angkat elevator terlalu cepat walaupun sudah full throttle, apabila daya angkat msh belum cukup namun sudah dipaksa naik, memang dia akan naik, namun cenderung akan stall ke kiri atau ke kanan, untuk pilot yang mahir dengan koreksi aileron masih bisa naik walaupun sempoyongan, namun untuk pilot yang belum pengalaman hanya satu hasilnya, crash...

Solusinya cuman satu, biarkan dia rogging dulu dengan kecepatan full sampai kira2 cukup gaya angkat lalu naikkan elevator secukupnya sudah itu aja, bisa juga dilempar dengan kekuatan sedang dalam keadaan full throttle dengan sudut agak mendongak keatas sedikit saja, sisanya fun....fun....fun...

Kebenaran saya punya Piper J-3 Cub yang saya pasang mesin OS15LA.

untuk take off perlu rogging, stick throttel dinaikkan pelan-pelan (tdk saya geber full), palingan sampai 65% sudah bisa take off. Kecepatan bertambah dan lift pesawat mulai terasa seperti yang disampaikan oleh pak De Suhu Toto... berarti pesawat sudah siap air bone.

He....he....ghe,,,,cuma pengalaman, entah benar entah tidak....

terima kasih suhu telah berbagi pengalaman,jangan sampe hal yang terjadi kepada saya juga terjadi kepada rekan2 yang lain...
terutama pada diri saya sendiri untuk re-maiden selanjuntya

piper mang mOOy.....

dino wrote::tlt piper mang mOOy.....

kemarin mas aris kasih no HP sampeyan mas, tapi aku dah buka trit. aku lom sempat tlp...
ada trik khusus gak mas buat Piper J3 ku. katanya sampeyan punya yang tipe gede?
thx

Pemula ikut sumbang omong....
Seperti ulasan suhu2 di atas bahwa menurut saya speed kurang dan ketika mau di angkat / nose up pesawat memasuki spin karena stall ( karakter pesawat hi wing yg tidak pakai dihedral ), selain solusi diatas ( pertahankan speed ) stroke dari aileron, rudder dan elevator di kurangi alias dikasih limit jangan besar2 mungkin sekitar di bawah 40 derajat dan dengan resiko turn area semakin lebar, hal tersebut bisa mengurangi pesawat stall/spin karena kekurangan speed yang disebabkan melakukan gerakan yang tajam ketika terbang.

Ketika pesawat memasuki spin akan sulit untuk merecovery apabila orientasi kita terhadap pesawat hilang ( tidak tahu pesawat spin ke arah mana ) karena pesawat harus di counter dari gerakan spin agar menjadi terbang lurus( ke bawah ) dan baru bisa nose up karena jika dalam posisi spin langsung nose up pesawat tidak akan bisa di recovery malahan spin tambah menggila terlebih pesawat dalam ketinggian rendah, seorang teman pernah cerita mengalami spin di pesawat betulan dan kebetulan pesawat piper j3 cub syukur dia bisa me-recovery sebelum dan mabok dan sayang sekarang dia sudah tidak ada karena crash pada saat penerbangan menggunakan PC6 di Papua

stefendy wrote:Pemula ikut sumbang omong....
Seperti ulasan suhu2 di atas bahwa menurut saya speed kurang dan ketika mau di angkat / nose up pesawat memasuki spin karena stall ( karakter pesawat hi wing yg tidak pakai dihedral ), selain solusi diatas ( pertahankan speed ) stroke dari aileron, rudder dan elevator di kurangi alias dikasih limit jangan besar2 mungkin sekitar di bawah 40 derajat dan dengan resiko turn area semakin lebar, hal tersebut bisa mengurangi pesawat stall/spin karena kekurangan speed yang disebabkan melakukan gerakan yang tajam ketika terbang.

Ketika pesawat memasuki spin akan sulit untuk merecovery apabila orientasi kita terhadap pesawat hilang ( tidak tahu pesawat spin ke arah mana ) karena pesawat harus di counter dari gerakan spin agar menjadi terbang lurus( ke bawah ) dan baru bisa nose up karena jika dalam posisi spin langsung nose up pesawat tidak akan bisa di recovery malahan spin tambah menggila terlebih pesawat dalam ketinggian rendah, seorang teman pernah cerita mengalami spin di pesawat betulan dan kebetulan pesawat piper j3 cub syukur dia bisa me-recovery sebelum dan mabok dan sayang sekarang dia sudah tidak ada karena crash pada saat penerbangan menggunakan PC6 di Papua

turut berduka atas kepergian temannya suhu...
expo sudah saya set 70% biar gerakan gak terlalu cepat, berarti perlu di kasih dual rate.
memang End point untuk eileron, ruder dan elevator saya buat 100%
ok suhu nti saya praktekan dengan dual rate / endpoint yang lebih kecil.
terima kasih suhu atas saran...

salam

.... piper kuncinya ngk bisa digenjot wkt takeop...klo dgenjhot lsng mLeyOt

dino wrote::tlt .... piper kuncinya ngk bisa digenjot wkt takeop...klo dgenjhot lsng mLeyOt

berarti gerakan semua kontrol suface harus se smooth mungkin alias expo harus besar y om untuk pemula seperti saya??termasuk throtle juga gak boleh langsung tancep y, harus bertahap?
terima kasih
atas sarannya...

Salam