Andri_Adr wrote:oiya om-om master,
biasanya engine gasoline kan suka pada dipasang optical kill switch.
bagaimana kalo saya ga pake optical kill switch tersebut? karena di TX kan ada fitur throttle cut.
jadi secara mekanis, setelan langsam (throttle arm adjuster) posisi 0 nya benar-benar menutup katup karbu nya..
nyetel pas running nya ntar pake tx aja, throttlenya di trim..
terima kasih sebelumnya..
Om Andri,
Ikut sumbang saran.
1. Selalu pakai kill switch, itu untuk keamanan. Hanya mengandalkan throtle cut pada mesin gasoline tidak langsung mematikan mesin. Karena, di choke leaf selalu ada breather hole, dan di throtle leafnya juga ada gap yang memungkinkan udara mengalir ke karbu. Standard keamanannya itu kira2 begini, disaat apapun pilot harus bisa mematikan mesin segera. Dan mematikan mesin gasoline dengan segera hanya bisa dilakukan dengan memutus aliran listrik ke busi, via kill switch yg terhubung ke receiver. Kalau slot servo di receiver terbatas, saya lebih menyarankan menggunakan tuas manual utk choke (bukan dengan servo) dan menggunakan slot tersebut utk kill switch. Paling ideal adalah untuk juga menambahkan switch on-off di fuselage yg bisa over ride kill switch. Jadi, ada satu switch utk receiver dan satu lagi switch khusus memutus arus dari batt - kill switch - ignition.
2. Kalau tetap hanya menggunakan throtle cut, breather hole yg di choke leaf harus di tutup/solder utk mencegah udara tetap mengalir. Tetapi, langkah ini bukan tanpa keribetan sendiri. Yaitu mesin gampang banjir pada waktu proses priming saat mau dinyalakan.
3. Pada waktu merakit/install pesawatnya, pastikan gunakan meja yg rata, tidak miring dan bergelombang. Pergunakan alat mengukur kerataan seperti yg biasa dipakai tukang bangunan.
Silahkan dipertimbangkan dan selamat merakit.
Richard




