Charles wrote:Mau nanya nih om christoffel, sudah lama penasaran dengan motornya fan pendingin komputer. Sepertinya motornya brushles, karena emang gak pake brush, tapi koq makenya sama seperti motor brushed. Hanya ada 2 kabel + dan - (merah dan hitam), dan sebagai esc-nya hanya rangkaian sederhana. Hanya saya lihat kumparannya hanya ada 4, gak seperti motor 2408 yang ada 9. Apa bisa dibuat motor brushles seperti itu untuk pesawat, mungkin lebih murmer. Terimakasih sebelumnya.
salam om Charles ...
Fan pendingin pada CPU memang pake motor brushless, cuman biasanya 2 phase, bukan 3 phase seperti motor BL yg di pesawat. itu sebabnya kumparannya ada 4 (kelipatan 2) bukan 9 (kelipatan 3). prinsip kerjanya sama, cuman karena 2 phase, yg ini lebih mirip dg stepper motor (sama-sama 2 phase). perbedaan utamanya, torsinya nggak bisa sebesar yg 3 phase karena lebih rawan "miss-fire" (ini adalah kondisi dimana motor akan selip dan malah berputar ke arah yg salah, berkaitan dg timing yg tidak tepat). kelemahan yg lain, kabelnya minimal 4 buah (karena nggak ada yg bisa digabung), tidak seperti 3 phase yg cuman 3 buah (karena ada beberapa ujung kumparan yg boleh di gabung). kelebihannya, lebih presisi (bisa dibuat half step).
yg dilihat om charles cuman 2 kabel itu memang kabel ke batt, plus dan minus. ini karena rangkaian esc nya sudah di pasang di dalam body fan itu sendiri ... jadi yg keluar cuman tinggal 2 kabel saja. (padahal didalam kalau diteliti lagi, ada 4 kabel total yg tersambung antara esc ke kumparan stator) ...
rangkaian nya lebih sederhana ? tentu saja karena :
- untuk 2 phase cuma diperlukan driver push-pull 2 pasang (untuk 3 phase perlu 3 pasang). driver 2 pasang ini sangat umum digunakan (ampli, servo dll) jadi sudah ada kemasan praktisnya berbentuk satu ic (sering disebut H-bridge).
- hal yg sulit pada esc BL adalah penentuan timing, pada fan ini timing nya ditentukan dengan 1 buah hall-sensor (berbentuk seperti transistor, terpasang pada PCB esc didalam stator). jadi timing nya sudah paten (tidak dapat di adjust) dari pabrik nya. tidak seperti motor bl pesawat yg timing nya bisa di adjust (istilahnya sensorless, makanya perlu microcontroller). pada motor BL yg digunakan di RC mobil, sering di jumpai motor BL dg tambahan 5 kabel kecil (selain dari 3 kabel kumparan), ini adalah kabel hall-sensor (ada 3 buah, jadi perlu 3 kabel signal sensor ditambah 2 kabel untuk power supply nya). kelebihan motor BL dg system hall sensor ini adalah punya torsi yg bagus dan stabil pada rpm rendah. di mobil, memang seringkali terjadi motor berhenti dan jalan, serta seringkali untuk mulai berputar, motor sudah harus mengeluarkan torsi yg besar (misalnya saat mobil berhenti di tanjakan). jadi memang perlu torsi besar nya keluar sejak motor mulai berputar. sebaliknya di pesawat nggak seperti itu, motor dapat dg mudah mulai berputar karena memang tidak ada beban saat prop berhenti (kalaupun ada bebannya cuman kecil saja).
contoh yg paling mudah bisa dicoba begini : pada motor BL pesawat (sensorless) saat tidak berputar coba ditahan lalu buka throtle. motor akan mencoba berputar (torsinya nggak terlalu kuat, pake tangan juga bisa) beberapa detik lalu berhenti (padahal throtle masih di buka) dan esc akan memberikan tanda error. kalau punya motor BL yg pake sensor, bisa dicoba juga seperti ini bedanya, motor akan mencoba berputar dg sangat kuat, jauh lebih kuat dari saudaranya yg sensorless (meskipun rating motornya sama). bahkan kalau pada fan computer, ditahan pun motor akan terus berusaha berputar tanpa henti.
dipake untuk pesawat ? bisa saja, dengan segala keterbatasan diatas, kalau dirasa cukup baik kenapa tidak. cuman selama ini motor jenis ini dianggap kurang mumpuni tenaganya, sementara dari segi biaya nggak banyak berbeda dg yg 3 phase. makanya nggak ada yg pake di pesawat.