@Mas Syafik
@Om Panji,
Saya terkena "boom-strike" saat heli crashed....
Soal memasang main blade pada blade grip, saya memang tidak perna menggunakan kekuatan penuh, tapi saya perkirakan cukup saja dan seimbang pada masing2 main blade grip...jadi singkatnya, tidak kencang(tight) ,namun juga tidak kendor(loosen)....
Saya selalu menggunakan dumpener rubber yg soft, karena saya menghindari "jumpy" collective pitch saat bermanuver di tengah angin...
Dan satu lagi, karena saya memang tidak mampu utk melakukan hard manouver(3D),Om....hehehehe......
Soal head speed, saya berusaha menggunakan head speed yg cukup saja...tidak rendah dan tidak terlalu tinggi...saya sesuaikan dengan dengan manuver,pitch main blade,kondisi angin,ukuran fisik paddle serta fly-bar, dan satu lagi adalah main gear ratio.Karena dalam head speed ini saya lebih berusaha utk mencari ke arah sisi torque dr rotor disc yg benar2 pas(sweet spot), namun tidak merugikan sisi speed nya juga....
Saya sependapat mengenai "boom-strike" disebabkan oleh pemasangan main blade pd blade grip yg terlalu kendor,apapun tingkat kekerasan dumpener dlm rotor housing...indikasi nya dapat secara jelas main blade mengalami "out of track", padahal pitch sudah benar dan main blade benar2 seimbang....dan akan nampak secara jelas, saat kita melakukan manuver2 yg menyertakan pitch 0 deg...
Hanya saja, soal "soft dumpener" , saya mikirnya secara sederhana saja...jika menggunakan "soft dumpener" ya sebaiknya tidak melakukan hard manouver...lain ceritanya jika ingin melakukan hard manouver, maka dumpener harus disesuaikan juga....
Sekarang, kenapa dikatakan menggunakan main blade yg lebih panjang akan ber-resiko terhadap "boom strike"?...

Penggunaan main blade yg lebih panjang tentulah ada batasannya juga...salah satu nya adalah batasan dari power plant nya..