Page 3 of 6

Posted: 06 Sep 2007, 22:13
by seasickers
Sekedar komentar bapak-bapak......

PT. DI dipailitkan, itulah suatu realita yang sebenarnya tak perlu terjadi kalo punya manajemen yang kuat dan bagus.

Saya ingat dulu waktu jaman orde baru,...
PT. PAL juga bisa bangun kapal kargo namanya Caraka Jaya Niaga, bagusnya dia dia bisa lobi ke pemerintah agar semua Perusahaan pelayaran nasional wajib beli produk tersebut butuh ato tidak butuh.

tapi sisi positifnya, PT. PAL lebih tegar dihantam krismon dan kini riak riak reformasi.

sisi buruknya banyak perusahaan pelayaran nasional yang kemudian menjual sahamnya ke pihak asing untuk nutup pembelian kapal,....
Buat saya gak masalah karena itulah liberalisasi.

nah kalo PT. DI, begitu CN 235 dlm tanda kutip laku di eropa (made in cassa) kita langsung sibuk buat offsetnya saja gak ada tindak lanjutnya.

Coba bayangkan kalo dari tauhn 1986 saja (kalo tidak salah CN 235 roll out tahun 1986 ya? #-o ) maskapai lokal terutama jalur kommuter wajib pakai pesawat ini, berapa tuh pendapatannya samapai sekarang.

contoh: merpati baru beberapa pakai CN 235, DAS malah pakai Twin otter, atau bberapa pakai ATR.
kemudian TNI AU/ TNI AL daripada beli Fokker 27 atau Nomad kan mendingn CN 235 toh?

Terlepas CN 235 itu pesawat bagus atau tidak tapi Natioanal Pride kan mesti ada toh?

Nah, sekarang yah emang kondisi PT. DI sudah kayak gitu yah kita harus ikhlas PT. DI dipailitkan.
Mungkin investor luar pun gak ada yang tertarik untuk mengakuisisinya ataupun merger kalo lihat manajemennya kaya sekarang.


Sekian komentar saya :bow:

Posted: 07 Sep 2007, 04:41
by wa2n
Mentalitas bangsa kita sudah mengerikan sekali, pengenya jadi makelar or broker atawa pialang doang...nggak ada yg mau jadi industrialis yg idealis...pengusaha jadi politikus dan politikus jd pengusaha..terus jadi tikus...orang pinter bin jenius bertebaran di republik ini...tapi apa daya...walaupun mayoritas tapi dikuasai oleh minoritas...au ah...emang itulah realitas di Indonesia, makanya sy nggak lg mikirin persoalan tersebut...yang penting 'terbang' nggak dilarang di negara ini, itulah yg saya pilih...turut prihatin dengan kasus PT.DI & selamat jg tuk ex.karyawannya yg sdh "sukses" mempailitkan PT.DI.............

Posted: 07 Sep 2007, 07:17
by jedx
seasickers wrote:Mungkin investor luar pun gak ada yang tertarik untuk mengakuisisinya ataupun merger kalo lihat manajemennya kaya sekarang.


kalo investor luar masuk, manajemen pasti langsung disulap... O:) O:)

Posted: 11 Sep 2007, 15:13
by coyo
liat beritanya di TV, walaupun sudah dipailitkan kegiatan produksi di PT.DI masih seperti biasa
kirain klo dah pailit berarti tutup & bubar ??

Posted: 11 Sep 2007, 16:38
by jedx
coyo wrote:liat beritanya di TV, walaupun sudah dipailitkan kegiatan produksi di PT.DI masih seperti biasa
kirain klo dah pailit berarti tutup & bubar ??


Iya om.. khan masih ada order yang harus diselesaikan...
Baca2 di media juga , PT DI katanya mo banding...
dan keputusan pengadilan yang memailitkan PT DI katanya cacat hukum..
karena nilai yang dipersengketakan ( karyawan dan PT DI ) jauh lebih kecil dibanding aset PT DI...

tapi , sebenarnya emang sayang kalo PT DI harus bener2 pailit .

Posted: 14 Sep 2007, 20:25
by seasickers
solusi?

:-k :-k
Merger aja deh....
Martin Marietta + Lockheed = Lockheed Martin

MBB+Fokker+Aerospatiale +etc = Airbus

yang paling umum, Sony+Erricsson =SonnyEricsson

PT.DI + Boeing = udah pasti banyak demo menolak

[-( [-( Antek Amerika katanya

:bow:

Posted: 16 Sep 2007, 00:57
by m_amien
Heeeeee... salut ma indonesia niiih....
kebanyakan poli...tikus...
kebanyakan orang "Pinter" dari pada "Pintar"
Kebanyakan "Pendemo"s

yang "kecil" tambah "mengecil"... merosot kale,,,


Heeeee.... saloet dah sama indonesia..... HIDUP Indonesia.......

moga2 ada IPTN baru aja... dah

Posted: 16 Sep 2007, 08:21
by flytosky
waktu itu kala krisis moneter menerjang indonesia, Indonesia memang meminta bantuan dari IMF. IMF bersedia membantu, namun dengan syarat tidak ada kucuran dana bagi IPTN. jadi salah satu kutu busuk yang menghancurkan IPTN ya si IMF ini

Original : Charles
. Dengan produksi seperti itu saya yakin IPTN akan mampu bertahan. Namun kenyataanya IPTN langsung "bermain" di kelas pesawat sekelas CN 235, yang kalau dijual di dalam negeri saja pasarnya sulit. Sementara mau menjual ke luar negeri, IPTN kalah nama dengan pabrik pesawat yang sudah mapan. Buktinya; CN 235 termasuk laris di luar negeri, namun yang banyak laku adalah CN 235 yang buatan Spanyol, bukan yang buatan IPTN.


N250 yang di claim 100% buatan bangsa Indonesia (well...tidak 100% sebenarnya karena mesin masih buatan P&W), itu membuat ketar ketir bangsa lain, karena teknologi fly-by-wire yang diusungnya. walaupun bukan teknologi baru, tapi itu teknologi pertama kalinya diterapkan di pesawat baling baling. satu terobosan yang membuat ketar ketir produsen pesawat lain yang sejenis. kalau N250 jadi terbang dan masuk masa komersial, saya yakin sekarang kita akan jarang lihat pesawat ATR.

@Seasicker, setuju tuh kalo merger sama Boeing, jadinya ada simbiosis mutualisme. wakaka...tapi, bisa bisa nanti IPTN malah habis dicaplok ma boeing.

well...kita kesamping kan dulu itu semua.
Boeing main di jetliner, IPTN maen di props. saling mengisi kan? siapa bilang udah ada pesawat jet kita ga perlu pesawat props? denger denger juga dari majalah angkasa dan rekan di PT.DI tahun lalu, kalau N250 mau dilanjutkan kembali, dan namanya berubah menjadi N250R. konon ada bank luar yang bersedia mengucurkan dana segar untuk proyek ini. tapi koq skr ga ada kabarnya lagi ya?

Posted: 16 Sep 2007, 13:22
by NF
mungkin ama russia ?, sukhoi atau mikoyan ?

Posted: 16 Sep 2007, 15:44
by jedx
night fox wrote:mungkin ama russia ?, sukhoi atau mikoyan ?


mumpung hubungan RI-Russia membaik... :D:D
Mending kerjasama sama Russia aja deh...