Tambahan mengenai karakteristik kayu:
1. Albasia=sengon laut, daun seperti daun petai cina. Tumbuh cepat dan tinggi.
Tekstur kayu liat dan ringan, tapi sayang banyak serat yang tidak beraturan
2. Randu=Kapuk, semua tau seperti apa pohonnya.
Kayu yang muda gampang patah (orang jawa bilang 'getas"), serat tidak liat, tapi ringan. Kurang cocok untuk pengganti balsa
3. Waru, daun lebar
Kayu lebih kuat dan lebih liat dibanding sengon dan randu, tapi berat jenisnya lebih besar dibanding kedua jenis kayu diatas
4. Wisnu, (nah ini yang saya belum tau)
5. Balsa, ini yang kita sepakat dan mengakui sebagai kayu paling sempurna untuk aeromodelling.
Sedikit catatan pribadi mengenai penanaman kayu balsa.
Sebelumnya saya mengetahui lokasi tumbuh kayu balsa di UGM (sebelah timur laut Masjid UGM), tapi belakangan punah tak bersisa.
Lokasi lain di timur kampus UPN Yogyakarta, tapi saat saya tengok lagi, ternyata juga sudah punah tak berbekas akibat pelebaran jalan.
Lokasi lain, di SMK PIRI (sebelah barat stadiom Mandala Krida), tumbuh 3 atau 4 batang raksasa yang sampai sekarang masih sehat. Saya yakin ini hasil tanaman Pak Gatot, karena beliau juga mengajar aeromodelling di SMK PIRI)
Lokasi lain, tentu saja ada di kompeks TNI AU Adisucipto, disekitar pinggir jalan menuju Agrowisata. He he he
Setelah serangkaina perburuan bibit, akhirnya saya mendapat bibit kayu balsa dari hasil memulung biji yang secara alamiah sedang tumbuh 2 daun saja di kaliurang (kompleks WARA).
Dari sekitar 20 biji tumbuh yang saya rawat dalam polybag, hanya satu biji yang sampai sekarang hidup sehat di belakang rumah. kalau tidak salah usianya sudah +/- 1,5 tahun. Tingginya sudah mencapai sekitar 7 meteran.
Mengenai lokasi penggergajian kayu balsa, menurut Pak Gatot ada di BLPT Jl. Kyai Mojo Yogyakarta. (Yang ini belum sempat saya kunjungi nih. Nunggu dapet balsa glondongan dulu kayaknya.
@ Om Prabowo, salam kenal. kayaknya kita nunggal guru deh. Ha ha ha
cari kayu balsa
- sakti
- Staff Sergeant
- Posts: 268
- Joined: 27 Aug 2007, 10:07
- Location: Yogyakarta
- Contact:
- arief
- Airman First Class
- Posts: 60
- Joined: 29 Jan 2007, 01:26
- Location: Jakarta
- Contact:
- Adrian
- Airman First Class
- Posts: 75
- Joined: 16 Sep 2007, 04:59
- Location: yogyakarta
- Contact:
- sakti
- Staff Sergeant
- Posts: 268
- Joined: 27 Aug 2007, 10:07
- Location: Yogyakarta
- Contact:
@Pak Arif, saya tidak jual kayu balsa, justru saya nyari kayu balsa. Untuk penampilan kayu, saya kira ada proses tertentu yang bikin kayu jadi putih. Seperti kayu jati, jangan tertipu beli mebel kayu jati untuk outdoor (biasanya tanpa finishing / cat), tapi dibiarkan unfinish. Warna kayu jadi seragam dan seolah olah kayu tua. (Sedikit tau soal kayu karena tuntutan kerjaan, hehehehehe)
@ Mas Adrian, saya pernah nyari di Kaliurang, atau di depan SMK PIRI, tapi tidak ada yang tumbuh saat saya semai. Makanya saya nyari yang sudah tumbuh secara alami di Kaliurang (kompleks WARA, luar pagar). Dan cuma tumbuh 1 pohon saja sampai sekarang. Perawatan relatif mudah, selama tumbuh ini tidak pernah saya apa apakan, kecuali aku potong ranting yang tumbuh di batang utama, supaya tumbuh konsentrasi satu batang saja dan lurus.
@ Mas Adrian, saya pernah nyari di Kaliurang, atau di depan SMK PIRI, tapi tidak ada yang tumbuh saat saya semai. Makanya saya nyari yang sudah tumbuh secara alami di Kaliurang (kompleks WARA, luar pagar). Dan cuma tumbuh 1 pohon saja sampai sekarang. Perawatan relatif mudah, selama tumbuh ini tidak pernah saya apa apakan, kecuali aku potong ranting yang tumbuh di batang utama, supaya tumbuh konsentrasi satu batang saja dan lurus.
- Prabowo
- Airman
- Posts: 39
- Joined: 14 Mar 2007, 13:18
- Location: Brebes/Purwokerto
- Contact:
salam om sakti,, ha ha kita sama satu guru ternyata, saya memang baru punya kesempatan belajar sama pak gatot
ya selama saya masih di jogja saya sebisa mungkin menimba ilmu sebanyaknya ke beliau.
om sakti kalau yang di depan sma piri itu biasanya berbunga bulan apa yah....?
pak arif maaf saya tidak menjual kayu balsa..
benar om night fox, cara menyerut pernah terfikirkan juga, sederhananya, kita potong dulu
balsa balok sesuai ukuran standar kemudian kita potong semaksimal kita bisa mendekati
ukuran ketebalan yang kita inginkan baru kemudian diserut sampai ukuran matang.
nah sebagai gambaran disinilah letak masalah pemotongan tersebut.
oh ya ada beberapa gambaran tentang kayu kayu yang saya bicarakan kemarin,
ini adalah 2 dari balsa yang saya bawa dari jogja, 2 balsa ini ditanam di halaman belakang rumah
ini adalah foto saat akan ditanam, tanggal 20 april 2008. tangan saya sebagai perbandingan.
dan ini gambar dibawah ini saya ambil tanggal 4 juli 2008, dalam jangka 3 bulan perkembangan pohon
ini memang sangat kasat mata, meski ditanam di lingkungan yang jelas kurang mendukung
dibanding dengan habitat aslinya.
dan kayaknya jenis balsa yang kita dapat berbeda deh om sakti dengan yang dikembangkan di amerika selatan sana
di gambar ini kelihatan jelas beda dari tunas daun baru yang tumbuh,
ini balsa yang saya tanam
dan ini diambil dari website
dan foto berikut membandingkan beberapa kayu varitas lokal yang kemarin saya ceritakan.
ini adalah kayu wisnu, sebagai tambahan kadang juga disebut "kayu kembang", kenapa? karena saat musim
berbunga, wisnu paling mencolok dibandingkan tumbuhan lain disekitarnya dengan bunga putih
yang mendominasi pucuk daunnya dan masih kelihatanmeski dilihat dari jauh. pengrajin
topeng juga memanfaatkan kayu ini karena topeng akan ringan dipakai dan mudah dipahat
saat pembuatannya. di daerah saya kayu ini tidak begitu terpakai sebagai kayu pertukangan justru karena sifat
ringan nya tersebut.
kayu wisnu
daun wisnu
batang
gambar dibawah ini adalah kayu waru, kalau masyarakat sekitar cirebon brebes tegal akan gampang menemukan
kayu ini dihampir tiap pojok pekarangan, sebagai kayu bakar.
waru
dari 3 kayu tersebut hanya perbandingan bentuk daun nya lah yang paling mendekati kesamaan,
setidaknya bentuk dasar dari daunnya. saya tetap masih penasaran akan pertanyaan punyakah kita
kayu varitas lokal yang setidaknya bisa mengurangi ketergantngan kita dengan balsa,
atau setidaknya ketergantungan akan balsa import. masih begitu susah dijawab memang, karena
balsa import dihasilkan dari perkebunan yang dikelola sedemikian rupa sehingga balsa yang dihasilkan
begitu prima, bandingkan dengan balsa lokal yang sering kita beli.... melihat arah serat dan hasil
potongan nya untuk dapat mengklasifikasikan masuk grade A, B, atau C saja susah.... belum lagi
melintir dan sebagainya... tapi saya yakin itu hanya masalah tehnis dan masih bisa kita
cari solusinya. We live in a tropical paradise....
oya om coyo...
tentang penelitian kayu lokal dari ITB saya masih punya koleksi dari angkasa tahun 1996
no 9. kayu yang dimaksud tersebut adalah kayu "Damar" atau Agathis. wah...... padahal
kalau benar kayu tersebut waktu masih naik turun gunung saya temui kayu tersebut banyak
di lereng selatan Gunung Slamet, sebagai kayu penghasil getah damar di hutan yang dikelola
perhutani KPH Banyumas timur, tentu saja pasti ada juga di hutang pangkuan perhutani yang lain.
dari 4000 kayu yang ada di indonesia ada 23 kayu yang diteliti tim ITB "SWR" nya (Strength to weight ratio)
dan damar yang paling memenuhi syarat perbandinga swr nya. Maka sebagai pembuktian plan pun dipesan dan setelah
jadi maka pesawat itu disebut "walet".Nah bagaimana dengan potensi ini ???
pertanyaan buat saya cukup sederhana saja, bagaimanakah dengan potensi kayu lokal yang ada
di lingkungan sendiri? saya percaya wisnu bisa "mensubsisten" balsa di aspek tertentu dalam struktur
peswat model. dan setidaknya untuk memenuhi ketergantungan kebutuhan balsa???? jawabnya ga usah dijawab, tanam aja
balsa yang udah ada, setidaknya 3 tahun kedepan saya sedikit terbantu dengan cadangan
kayu yang ada. kata pak gatot, 2 tahun saya bisa dapat balsa soft dari tebangan tersebut,
kalau 3 sampai 4 tahun sudah bisa dapat soft dan regular.
salam....
ya selama saya masih di jogja saya sebisa mungkin menimba ilmu sebanyaknya ke beliau.
om sakti kalau yang di depan sma piri itu biasanya berbunga bulan apa yah....?
pak arif maaf saya tidak menjual kayu balsa..
benar om night fox, cara menyerut pernah terfikirkan juga, sederhananya, kita potong dulu
balsa balok sesuai ukuran standar kemudian kita potong semaksimal kita bisa mendekati
ukuran ketebalan yang kita inginkan baru kemudian diserut sampai ukuran matang.
nah sebagai gambaran disinilah letak masalah pemotongan tersebut.

oh ya ada beberapa gambaran tentang kayu kayu yang saya bicarakan kemarin,
ini adalah 2 dari balsa yang saya bawa dari jogja, 2 balsa ini ditanam di halaman belakang rumah
ini adalah foto saat akan ditanam, tanggal 20 april 2008. tangan saya sebagai perbandingan.

dan ini gambar dibawah ini saya ambil tanggal 4 juli 2008, dalam jangka 3 bulan perkembangan pohon
ini memang sangat kasat mata, meski ditanam di lingkungan yang jelas kurang mendukung
dibanding dengan habitat aslinya.

dan kayaknya jenis balsa yang kita dapat berbeda deh om sakti dengan yang dikembangkan di amerika selatan sana
di gambar ini kelihatan jelas beda dari tunas daun baru yang tumbuh,
ini balsa yang saya tanam

dan ini diambil dari website

dan foto berikut membandingkan beberapa kayu varitas lokal yang kemarin saya ceritakan.
ini adalah kayu wisnu, sebagai tambahan kadang juga disebut "kayu kembang", kenapa? karena saat musim
berbunga, wisnu paling mencolok dibandingkan tumbuhan lain disekitarnya dengan bunga putih
yang mendominasi pucuk daunnya dan masih kelihatanmeski dilihat dari jauh. pengrajin
topeng juga memanfaatkan kayu ini karena topeng akan ringan dipakai dan mudah dipahat
saat pembuatannya. di daerah saya kayu ini tidak begitu terpakai sebagai kayu pertukangan justru karena sifat
ringan nya tersebut.
kayu wisnu

daun wisnu

batang

gambar dibawah ini adalah kayu waru, kalau masyarakat sekitar cirebon brebes tegal akan gampang menemukan
kayu ini dihampir tiap pojok pekarangan, sebagai kayu bakar.
waru



dari 3 kayu tersebut hanya perbandingan bentuk daun nya lah yang paling mendekati kesamaan,
setidaknya bentuk dasar dari daunnya. saya tetap masih penasaran akan pertanyaan punyakah kita
kayu varitas lokal yang setidaknya bisa mengurangi ketergantngan kita dengan balsa,
atau setidaknya ketergantungan akan balsa import. masih begitu susah dijawab memang, karena
balsa import dihasilkan dari perkebunan yang dikelola sedemikian rupa sehingga balsa yang dihasilkan
begitu prima, bandingkan dengan balsa lokal yang sering kita beli.... melihat arah serat dan hasil
potongan nya untuk dapat mengklasifikasikan masuk grade A, B, atau C saja susah.... belum lagi
melintir dan sebagainya... tapi saya yakin itu hanya masalah tehnis dan masih bisa kita
cari solusinya. We live in a tropical paradise....
oya om coyo...
tentang penelitian kayu lokal dari ITB saya masih punya koleksi dari angkasa tahun 1996
no 9. kayu yang dimaksud tersebut adalah kayu "Damar" atau Agathis. wah...... padahal
kalau benar kayu tersebut waktu masih naik turun gunung saya temui kayu tersebut banyak
di lereng selatan Gunung Slamet, sebagai kayu penghasil getah damar di hutan yang dikelola
perhutani KPH Banyumas timur, tentu saja pasti ada juga di hutang pangkuan perhutani yang lain.


dari 4000 kayu yang ada di indonesia ada 23 kayu yang diteliti tim ITB "SWR" nya (Strength to weight ratio)
dan damar yang paling memenuhi syarat perbandinga swr nya. Maka sebagai pembuktian plan pun dipesan dan setelah
jadi maka pesawat itu disebut "walet".Nah bagaimana dengan potensi ini ???
pertanyaan buat saya cukup sederhana saja, bagaimanakah dengan potensi kayu lokal yang ada
di lingkungan sendiri? saya percaya wisnu bisa "mensubsisten" balsa di aspek tertentu dalam struktur
peswat model. dan setidaknya untuk memenuhi ketergantungan kebutuhan balsa???? jawabnya ga usah dijawab, tanam aja
balsa yang udah ada, setidaknya 3 tahun kedepan saya sedikit terbantu dengan cadangan
kayu yang ada. kata pak gatot, 2 tahun saya bisa dapat balsa soft dari tebangan tersebut,
kalau 3 sampai 4 tahun sudah bisa dapat soft dan regular.
salam....
- Pitra Ratulangi
- Senior Master Sergeant
- Posts: 674
- Joined: 17 Jul 2007, 19:12
- Location: MANADO, Wakatobi, Kendari
- Contact:
Re: cari kayu balsa
arief wrote:Mau beli kayu balsa yg sudah dipotong dalam jumlah banyak dimana ya?
ada yg punya info
Ada pak Arif .. bahkan sanggup dalam hitungan kontainer dan sampai ukuran 0,5mm..silahkan di review ukurannya..atau buka di Sultra ( Kabar dari Kendari )..tks.
- arief
- Airman First Class
- Posts: 60
- Joined: 29 Jan 2007, 01:26
- Location: Jakarta
- Contact:
- Syafik
- Major General
- Posts: 4021
- Joined: 22 Jan 2007, 13:24
- Location: Gresik - Surabaya
- Contact:
- GandrungMaBur
- Technical Sergeant
- Posts: 340
- Joined: 14 May 2007, 07:37
- Location: Bekasi Barat, Rawa Lumbu
- beta_james
- Chief Master Sergeant
- Posts: 798
- Joined: 03 Apr 2007, 00:31
- Location: Jakarta
GandrungMaBur wrote:Bener juga nih dan salut ama Om Prabowo, bisa pecahkan record untuk hobbiest dari nanam balsa, slicing, buat pesawat dan sampai menerbangkannya.
Cuman saya enggak bisa ikutan memecahkan record, karena saya belum dapet cara gimana nanam sterofoam. Heeeee......heeeee....heeeeee....
Salam
Klo nanam sterofoam gampang Om.......tinggal gambar Sokarno-hatta dikeluarkan Om ........pasti langsung tumbuh kembang.........hihihihihihihihihihihihihihihi