Grage Aeromodelling

budi.santoso wrote:Naah, ada yg mau ditanyakan..
Apakah mounting motor pake downthrust dan rightthrust juga sama spt pesawat?(maklum buta sama sekali soal bginian)

Mohon dibantu nich suhu,
Yang saya buat, dudukan motor saya miringkan ke kanan sikit utk melawan momen puntir motor.

simak deh.. stay tuned

normalnya / pada umum nya nggak perlu.
pada paratrike yg sebenarnya pun, nggak perlu ada right thrust/ down thrust.

artinya, efek momen puntir dari motor tidak dominan mempengaruhi pengendalian, meskipun memang pada paramotor dg contra rotation disebut sebut lebih enak terbangnya.

Cuman, kalau gondola terlalu ringan, downthrust bisa jadi salah satu cara untuk bisa lebih gampang maju (sebagian thrust akan jadi kompensasi berat). pada paramotor sesungguhnya, downthrust ini juga nggak perlu karena untuk memperbesar daya penetrasi cukup dengan menurunkan AoA (riser A ditarik kebawah).

christoffel wrote:normalnya / pada umum nya nggak perlu.
pada paratrike yg sebenarnya pun, nggak perlu ada right thrust/ down thrust.

artinya, efek momen puntir dari motor tidak dominan mempengaruhi pengendalian, meskipun memang pada paramotor dg contra rotation disebut sebut lebih enak terbangnya.

Cuman, kalau gondola terlalu ringan, downthrust bisa jadi salah satu cara untuk bisa lebih gampang maju (sebagian thrust akan jadi kompensasi berat). pada paramotor sesungguhnya, downthrust ini juga nggak perlu karena untuk memperbesar daya penetrasi cukup dengan menurunkan AoA (riser A ditarik kebawah).

suai,....motor saya pasang sedikit menghadap ke bawah. pertimbangannya kemaren adalah untuk mengimbangi gerakan maju bila gondolanya sedikit lebih ringan (menghindari tambahan berat, supaya bisa terbang lebih tinggi).

mau nanya Om Christ....
Kalau untuk CG posisinya dimana...? apa betul kisaran 25% panjang gondola di depan motor?
Tempat pasang tali apa tepat di posisi CG?

Terima kasih sebelumnya,
Salam

CG gondola tidak ada patokan jarak, karena design gondola kan macam2 dan gondola terpasang pada wing melaui riser yg sudah ditentukan panjangnya.
Patokan tempat gantung gondola, adalah sedemikian sehingga saat tergantung, posisi gondola tetap datar (0 derajat) atau agak menengadah sedikit (ban depan lebih tinggi sedikit, max 15 derajat).
ini gunanya saat landing nanti. kalau landing dengan power atau dngan brake, kan gondola akan lebih maju sedikit daripada wing, yg berarti akan sedikit menengadah. sebaliknya kalau landing nya nggak pake power dan nggak pake brake, gondola agak ketinggalan sedikit daripada wing nya, yg berarti akan sedikit menunduk. padahal saat mendarat sebaiknya ban depan tidak landing duluan daripada ban belakang ...

nb:
1. ingat, ini kan motornya pusher, jadi yg namanya down thrust itu motornya malah menghadap keatas (terhadap baling2).
2. downthrust juga akan mengurangi kemampuan aerobatic pesawat nya. misalnya untuk bikin loop dll ....

christoffel wrote:CG gondola tidak ada patokan jarak, karena design gondola kan macam2 dan gondola terpasang pada wing melaui riser yg sudah ditentukan panjangnya.
Patokan tempat gantung gondola, adalah sedemikian sehingga saat tergantung, posisi gondola tetap datar (0 derajat) atau agak menengadah sedikit (ban depan lebih tinggi sedikit, max 15 derajat).
ini gunanya saat landing nanti. kalau landing dengan power atau dngan brake, kan gondola akan lebih maju sedikit daripada wing, yg berarti akan sedikit menengadah. sebaliknya kalau landing nya nggak pake power dan nggak pake brake, gondola agak ketinggalan sedikit daripada wing nya, yg berarti akan sedikit menunduk. padahal saat mendarat sebaiknya ban depan tidak landing duluan daripada ban belakang ...

nb:
1. ingat, ini kan motornya pusher, jadi yg namanya down thrust itu motornya malah menghadap keatas (terhadap baling2).
2. downthrust juga akan mengurangi kemampuan aerobatic pesawat nya. misalnya untuk bikin loop dll ....

Mulai paham sekarang,...
terima kasih banyak Om christ...

christoffel wrote:CG gondola tidak ada patokan jarak, karena design gondola kan macam2 dan gondola terpasang pada wing melaui riser yg sudah ditentukan panjangnya.
Patokan tempat gantung gondola, adalah sedemikian sehingga saat tergantung, posisi gondola tetap datar (0 derajat) atau agak menengadah sedikit (ban depan lebih tinggi sedikit, max 15 derajat).
ini gunanya saat landing nanti. kalau landing dengan power atau dngan brake, kan gondola akan lebih maju sedikit daripada wing, yg berarti akan sedikit menengadah. sebaliknya kalau landing nya nggak pake power dan nggak pake brake, gondola agak ketinggalan sedikit daripada wing nya, yg berarti akan sedikit menunduk. padahal saat mendarat sebaiknya ban depan tidak landing duluan daripada ban belakang ...

nb:
1. ingat, ini kan motornya pusher, jadi yg namanya down thrust itu motornya malah menghadap keatas (terhadap baling2).
2. downthrust juga akan mengurangi kemampuan aerobatic pesawat nya. misalnya untuk bikin loop dll ....

Naah, untung dijelaskan masalah downthrust-nya. Diketerangan awal sy sempat bingung yg dimaksud downthrust ini jgn2 pengertiannya berbeda.. Ternyata benar berbeda, sebab ini pusher

Setup radio...aktifkan fungsi elevon

hari ini Minggu, 29 Jan 2012 di Pasir putih
dilakukan uji coba terbang.
AoA diset sesuai petunjuk, namun beberapa kali dicoba tidak bisa terbang.
ini ada videonya, dibantu p'sahid dan p'cipta serta p'budi (juru gambar).


Setelah berkali-kali mengubah AoA akhirnya parasut bisa mengudara 2 kali (namun photo dan video nggak ada),

dari 2 kali terbang ini, saya dapati 2 hal berikut;
- gondola terlalu ringan (berat gondola total dgn bat 900 gram) , sehingga ketika dikasih power parasutnya tertinggal.
- respon belok kiri dan kanan parasut sangat lambat, sehingga sangat sulit sekali membelokkannya.

tadi gondola sempat terhempas, propeler patah dan ada 2 benang parasut yang putus.

Mohon petunjuk dari senior semua, apa yang musti saya lakukan agar parasut bisa terbang uenak.
kalau tali parasut saya ganti dgn ukuran benang yang lebih besar, kira-kira apa efeknya ya..?

Terima kasih sebelumnya,
salam

di video kelihatannya sudah bisa terbang tuh ...
cuman teknik nyetir nya mungkin yg belum terbiasa ...
memang nyetirnya agak beda dikit dengan pesawat. delay terjadi karena efek gondolanya yg harus mengayun dulu waktu belok. kalau sudah terlanjur mengayun kekiri, tentu nggak bisa batal tiba2 dan ganti arah ke kanan. jadi belok2nya harus di giring dan di tunggu ...

juga, kalau take off nggak harus full power, apalagi kalau powernya berlebih.
waktu take off, kalau parasut sampai tertinggal terlalu jauh (terlalu miring), berarti throtle sudah terlalu besar, coba dikurangi saja ...
salah satu akibatnya kalau sudah tertinggal, AoA nya jadi besar (berarti drag besar, efeknya parasit jadi ngerem dan tambah tertinggal lagi) dan thrust motor jadi mengarah keatas (karena gondola mengayun kedepan, jadinya up thrust dan thrust maju malah berkurang). padahal kecepatan maju ini yg akan membangkitkan lift.
bisa diatasi dengan salah satu dari cara dibawah ini atau kombinasinya:
- berat gondola ditambah
- AoA dikurangi lagi
- motor di beri down thrust
ini sebabnya pada spec parasut selalu disebutkan range berat minimum sampai makximum. kalau terlalu berat nggak bagus, terlalu ringan nggak bagus juga.

Dulu waktu saya nyoba, juga kurang berat, pada akhirnya bisa terbang baik setelah di ikatkan satu tang besi untuk bikin tambah berat.

salah satu pertanda kurang berat adalah parasit tidak dapat mengembang dengan baik (cel2 tidak bisa tegang). kalau sudah bisa, berarti nggak perlu di tambah berat lagi, cukup kurangi throtle saja atau merubah AoA nya.