Syafik wrote:masih belum mudeng, maklum gak ngerti teknologi pswt rubber
Teknolgi sederhana pak. Rubber power menggunakan karet TAN rubber ( mungkin karena karet ini berwarna tan ) product FAI. Ukurannya ada beberapa macam lebar karet ( ketebalan karet sepertinya sudah standard ),
W = 1/16 in ( 1.6 mm ),
W = 1/8 in ( 3.175 mm ),
W = 3/16 in ( 4.7625 mm ),
W = 1/4 in ( 0.25 mm ),
dll.
Karet ini diputar sampai katakanlah 90% dari jumlah putaran maksimum dimana karet tersebut putus ( breaking turn ).
Breaking turn tergantung dari :
- Ukuran penampang karet ( lebar karet ) yang digunakan,
- Panjang karet.
- Jenis karet ( saya dengar teknologi terbaru high performance rubber : tan sport ).
Rumus empiris untuk menghitung breakng turn diturunkan oleh Sherman sbb :
Breaking turn = L * 80 * (2 - W ) / N^0.5 >>> L dan W dalam satuan inches.
Breaking turn = L * 12.4 * (5 - W ) / N^0.5 >>> L dan W dalam centimeter.
( mohon koreksi pakar jika ada yang keliru ).
N adalah jumlah strand karet, 1 loop berarti 2 strand, 2 loop = 4 strand, dst.
L = panjang karet sebelum diputar.
W = lebar karet.
Panjang karet awal biasanya +/- 1.5 kali panjang pesawat, dan pada saat mulai diputar karet tersebut ditarik dulu sampai 3 kali panjang awal karet. Sambil diputar karet yang ditarik tersebut perlahan lahan dikendurkan.
Untuk pesawat - pesawat ruber power indoor duration, karet bisa diputar sampai 1200 turn, dan propeler berputar sekitar 60 rpm saja. Do the math, flight time bisa 1200 turn / 60 rpm = 20 minutes.
Sebelum karet diputar, karet diolesi dulu dengan pelumas karet yang biasanya berbasis silicon ( silicon spray, son of the gun , dll ).
Semoga cukup memperjelas tentang rubber power.
Again, mohon koreksi pakar jika ada penjelasan saya yang keliru.
thx

