Surabaya - Kondisi lalu lintas di Surabaya yang tak pernah lengang mengilhami PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) untuk membuat alat yang bisa memantau dari udara. Robot semacam helikopter tanpa awak ini bisa terbang sambil membawa kamera hingga ketinggian 2.000 meter.
Robot helikopter karya mahasiswa PENS ini dinamai Quadcopter, memiliki 4 baling-baling atau propeller yang terletak di penyangga kaki dan dipasang seperti bentuk huruf X. Propeller yang digunakan adalah jenis triple blit dengan permukaan yang cukup keras sehingga saat terbang hanya menimbulkan desis suara laiknya angin.
"Tanpa harus mendatangkan petugas ke lapangan, robot ini bisa dikontrol dari jarak jauh," kata Ketua Pengembang Quadcopter, Ir Endra Pitowarno, M.Eng saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (20/1/2012).
Tanpa suara bising, lanjutnya, Quadcopter yang ia racik bersama 12 mahasiswanya telah teruji mampu terbang maksimal dengan ketinggian 2.000 meter. Sayangnya, karena masih menggunakan antena kecil, Quadcopter kini hanya dapat melayang-layang sejauh 12 kilometer dari controller atau sang pilot.
Quadcopter juga menggunakan teknologi SMD (Surface Mount Devices) yakni teknologi komponen elektronika mikro yang kini juga terus digalakkan ke masyarakat luas. Maka tak heran bila Quadcopter sangat bisa disebut sebagai teknologi tepat guna. Bahkan, peralatan GPS (Global Positioning System) juga yang dipasang di mesin tengah robot.
"Untuk tahap awal robot ini sudah bisa dikatakan tepat guna. Tinggal dilakukan beberapa pembenahan, modifikasi dan tambahan. Seperti penggunaan batere, robot ini masih memakai standart aermodelling yang hanya bisa bertahan selama 15 menit pemakaian," tuturnya.
Tapi ia optimis Quadcopter bisa menjadi jawaban untuk efektivitas pengaturan lalu lintas. Sebab, robot tanpa awak ini mampu dikontrol tak hanya melalui remote manual. Tetapi juga melalui PC atau komputer yang tersambung internet. Ditambah adanya GPS yang dipasang pada robot, laporan pandangan langsung bisa muncul dan terus up-date.
Endra Pitowarno juga mengatakan, teknologi semacam ini sudah semestinya dikenalkan ke khalayak luas. Selain supaya tak dinilai terlalu mahal, Quadcopter ini sudah saatnya diproduksi oleh industri rumahan dengan kualitas yang powerful.
Surabaya - Kondisi lalu lintas di Surabaya yang tak pernah lengang mengilhami PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) untuk membuat alat yang bisa memantau dari udara. Robot semacam helikopter tanpa awak ini bisa terbang sambil membawa kamera hingga ketinggian 2.000 meter.
Robot helikopter karya mahasiswa PENS ini dinamai Quadcopter, memiliki 4 baling-baling atau propeller yang terletak di penyangga kaki dan dipasang seperti bentuk huruf X. Propeller yang digunakan adalah jenis triple blit dengan permukaan yang cukup keras sehingga saat terbang hanya menimbulkan desis suara laiknya angin.
"Tanpa harus mendatangkan petugas ke lapangan, robot ini bisa dikontrol dari jarak jauh," kata Ketua Pengembang Quadcopter, Ir Endra Pitowarno, M.Eng saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (20/1/2012).
Tanpa suara bising, lanjutnya, Quadcopter yang ia racik bersama 12 mahasiswanya telah teruji mampu terbang maksimal dengan ketinggian 2.000 meter. Sayangnya, karena masih menggunakan antena kecil, Quadcopter kini hanya dapat melayang-layang sejauh 12 kilometer dari controller atau sang pilot.
Quadcopter juga menggunakan teknologi SMD (Surface Mount Devices) yakni teknologi komponen elektronika mikro yang kini juga terus digalakkan ke masyarakat luas. Maka tak heran bila Quadcopter sangat bisa disebut sebagai teknologi tepat guna. Bahkan, peralatan GPS (Global Positioning System) juga yang dipasang di mesin tengah robot.
"Untuk tahap awal robot ini sudah bisa dikatakan tepat guna. Tinggal dilakukan beberapa pembenahan, modifikasi dan tambahan. Seperti penggunaan batere, robot ini masih memakai standart aermodelling yang hanya bisa bertahan selama 15 menit pemakaian," tuturnya.
Tapi ia optimis Quadcopter bisa menjadi jawaban untuk efektivitas pengaturan lalu lintas. Sebab, robot tanpa awak ini mampu dikontrol tak hanya melalui remote manual. Tetapi juga melalui PC atau komputer yang tersambung internet. Ditambah adanya GPS yang dipasang pada robot, laporan pandangan langsung bisa muncul dan terus up-date.
Endra Pitowarno juga mengatakan, teknologi semacam ini sudah semestinya dikenalkan ke khalayak luas. Selain supaya tak dinilai terlalu mahal, Quadcopter ini sudah saatnya diproduksi oleh industri rumahan dengan kualitas yang powerful.
hanya dapat melayang-layang sejauh 12 kilometer dari controller atau sang pilot.
Tidak ada statement yg menyatakan aircraft nya bisa terbang sejauh 12km. statement diatas kan cuman menyatakan jarak jangkau remote nya. saya rasa masih masuk akal, mengingat pada ketinggian yg cukup, tidak ada halangan untuk line of sight ... apalagi kalau pilotnya berdiri diatas dek gedung poltek. hehehe ... Kalaupun keliru, yah begitulah kondisi media disini ....