Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Diskusi Heli RC secara umum

Moderators: e12ry, Yudha

User avatar
handoyo6299
Senior Master Sergeant
Senior Master Sergeant
Posts: 611
Joined: 02 Aug 2008, 10:08
Location: Jogja-semarang-Jepara (active)
Contact:

Re: Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Post by handoyo6299 »

toto wrote:om suhu kangmas dodit dan kangmas handoyo, sebelum nya diucapkan terima kasih atas kesediaannya untuk berkorban dan untuk ini eyang mau nyepi bentar sambil baca mantra untuk menerawang dari jauh terhadap domba dan kambing yg akan di qurban kan .... semoga sang penggembala di berikan kekuatan dan ketabahan untuk menerima pahala nya, amin



salam


Eyang Suhu Toto,
Terima kasih sekali atas kebaikan hati Eyang, saya yakin, pasti segera mendapatkan penglihatan yang pas setelah melakukan penerawangan yang sangat mendalam, matur nuwun sanget suhu.

salam.
User avatar
christoffel
First Lieutenant
First Lieutenant
Posts: 1292
Joined: 04 Jan 2008, 13:42
Location: Pondok Chandra Surabaya

Re: Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Post by christoffel »

handoyo6299 wrote:bagaimana diperlakukan mulai dari break in, sehabis dioperasikan, storagenya, sampai kalau harus ada penggantian partnya, baik yang Heli engine, maupun Fix wing engine, karena ada perbedaan di kedua jenis mesin ini tho.

sambil menunggu pencerahan, saya pakai pemahaman saya selama ini ya ...
sebelum nya, mohon maaf kalau ada yg keliru ...
- dari cara kerjanya, engine glow dg bahan bakar berbasis methanol semua sama. terlepas dari mau di gunakan untuk apa.
- dari sisi konstruksi ruang bakar, setahu saya cuman ada 2 macam, ABC (dan varian nya) atau ringed. yg ABC nggak doyan dingin. yg ringed nggak doyan panas.
- seperti juga mesin2 IC (motor bakar) lainnya, power/daya dari mesin ini punya kurva puncak pada RPM tertentu, artinya power makin besar seiring dg naik nya rpm, sampai pada rpm tertentu, lalu turun lagi. karena itu, untuk bisa dapat power maksimum, engine mau tidak mau harus di operasikan pada rpm ini (rpm dimana daya nya maksimum).

sekarang perbedaan nya pada aplikasi pesawat dan hely (masih berdasarkan asumsi saya sebelumnya).
- Hely perlu thrust yg besar dg bandwidth sempit, karena itu perlu pakai prop(blade) besar dg pitch besar. akibatnya beban torsi yg diperlukan juga besar, tapi di sisi lain nya rpm yg di butuhkan juga jauh lebih rendah. karena itu di gunakan gear reduksi. Ini untuk bisa dapat torsi besar dg cara menurunkan rpm. daya dari mesin tetap sama.
- pada manuver2 berat, beban pada hely dapat berubah secara mendadak. Karena inilah maka pada hely seringkali kita jumpai pemakaian governor. Masih dg alasan yg sama, hely menggunakan roda gila, fungsinya untuk menyimpan cadangan torsi saat secara mendadak dibutuhkan.
- Aliran udara pendinginan pada hely jauh lebih sedikit. karena itu digunakan blower tersendiri dan cylinder head di beri yg berpendingin lebih besar.
- yg paling berbeda dari engine hely itu faktor psikologis nya. pada umum nya engine mati pada hely lebih menakutkan daripada engine mati pada pesawat. karena itu orang jadi lebih hati2 dalam merawat engine hely ...

dari sini saya menilai, kalaupun ada perbedaan pada beban mesin, semuanya sudah di antisipasi diluar mesin itu sendiri. jadi mesin nya sama saja. Ini juga sebabnya OS32SX dg OS32SX-H hanya berbeda pada cylinder head dan ujung shaft nya saja. dan ini juga sebabnya saya bisa pakai engine hely di pesawat saya.

soal penggunaan nitro atau tidak, menurut saya hanya tergantung kita perlu power lebih besar atau tidak.
pakai nitro pasti dapat power lebih besar.
tentu saja dg mesin yg sama, untuk dapat power lebih besar diperlukan pengorbanan lebih banyak. ini bedanya mesin normal sama mesin high performance.
sebagai contoh, saya punya engine OS46AX dg OS46VX. sama2 0.46 cu-inch.
yg pertama powernya 1.63HP @ 16000RPM ==> engine normal
yg kedua powernya 2.47HP @23000RPM ==> engine high performance
harga engine yg kedua jauh lebih mahal.
engine yg pertama di beri garansi pabrik 3 tahun, yg kedua nggak ada garansi dari pabrik.
nah lo ...
Sudah tau gitu, saya tetap saja beli satu biji yg 46VX, kenapa ? ya karena sedemikian besarnya keinginan saya punya power lebih besar sehingga saya rela bayar lebih mahal tanpa dapat garansi.
Lalu kenapa saya masih saja juga beli yg 46AX ? karena menurut saya pengorbanan nya cukup satu saja.
kalau lain orang mungkin lain juga keputusan nya. untuk yg dana nya pas-pas-an, mungkin nggak mau beli yg VX.
untuk yg lebih kuat dana nya mungkin saja nggak mau beli yg AX.

jadi, saya nggak pakai nitro itu hanya karena saya nggak kuat beban nya di dompet. karena itu saya coba maximalkan engine nya saja.
Dengan setting yg tepat, break-in yg tepat, dan penggunaan yg tepat, saya harapkan bisa dapat power cukup dan engine nya bisa tahan lama dan tidak membebani kantong.
Bukan karena saya anti nitro lho ... Sekedar intermeso, saya kalau terbangin pesawat, selain landing, selama durasi terbang (normalnya sekitar 10 menit) throtle selalu pada posisi full.
Intinya, kalau sudah dapat nitro tinggi, performance engine jadi turun kalau di kembalikan ke nitro rendah. Jadi kalau sudah pakai 30% nitro, seyogyanya jangan turun kembali ke 15%.

yg saya lakukan selama ini :
- break-in, seperti yg sudah sering di tulis.
- penggunaan prop tidak boleh overload. baik di pesawat maupun di hely. indikasi over load, rpm engine lebih rendah banyak dari rpm spec pabrik nya (daya maximum).
sebagai contoh, OS46AX spec nya 16000RPM, saya setting di 15000.
- setting, tidak boleh overheat, juga nggak boleh terlalu dingin.
- setelah di operasikan, sedot bahan bakar di tanki sampai habis, lalu nyalakan engine dan biarkan mati sendiri. ini untuk menghabiskan sisa bahan bakar di cylinder nya.
- kalau mau nggak dipake lama, di beri after run oil (kalau ingat).
- kalau habis di simpan lama, sebisa mungkin saya usahakan tidak bongkar piston. kalau bongkar karbu sih masih oke. cylinder head, hanya kalau terpaksa.
- engine saya yg paling tua pun, nggak pernah bongkar piston, apalagi sampai harus ganti. paling banter cuman ganti spuyer yg patah.

mohon maaf kalau ada yg keliru, saya sangat terbuka untuk pencerahan nya ...
User avatar
toto
Brigadier General
Brigadier General
Posts: 3447
Joined: 16 May 2007, 10:45
Location: Cibinong
Contact:

Re: Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Post by toto »

pa'lik guru christoffel ..... sudah sangat cerah kok ... nah sekedar sharing saja dari pengalaman saya dan dibandingkan dengan lingkungan yang saya perhatikan maka yg menjadi perhatian saya agar engine bisa tetap optimal dalam jangka panjang enggak lepas dari kesabaran dalam melakukan break'in dan konsistensi dalam memberikan minum si engine juga perawatan setelah penggunaan nya, jadi pada dasarnya enggak ada kok neko2 dalam melatih dan merawat engine agar tetap dalam kondisi prima .... :shy


mohon maaf apabila pengetahuan saya yg sangat basic ini tidak pas apalagi salah ..... [-o<




salam
User avatar
doditsky
Senior Master Sergeant
Senior Master Sergeant
Posts: 614
Joined: 09 Nov 2008, 07:20
Location: Kudus, Jawa Tengah
Contact:

Re: Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Post by doditsky »

christoffel wrote:
handoyo6299 wrote:bagaimana diperlakukan mulai dari break in, sehabis dioperasikan, storagenya, sampai kalau harus ada penggantian partnya, baik yang Heli engine, maupun Fix wing engine, karena ada perbedaan di kedua jenis mesin ini tho.

sambil menunggu pencerahan, saya pakai pemahaman saya selama ini ya ...
sebelum nya, mohon maaf kalau ada yg keliru ...
- dari cara kerjanya, engine glow dg bahan bakar berbasis methanol semua sama. terlepas dari mau di gunakan untuk apa.
- dari sisi konstruksi ruang bakar, setahu saya cuman ada 2 macam, ABC (dan varian nya) atau ringed. yg ABC nggak doyan dingin. yg ringed nggak doyan panas.
- seperti juga mesin2 IC (motor bakar) lainnya, power/daya dari mesin ini punya kurva puncak pada RPM tertentu, artinya power makin besar seiring dg naik nya rpm, sampai pada rpm tertentu, lalu turun lagi. karena itu, untuk bisa dapat power maksimum, engine mau tidak mau harus di operasikan pada rpm ini (rpm dimana daya nya maksimum).

sekarang perbedaan nya pada aplikasi pesawat dan hely (masih berdasarkan asumsi saya sebelumnya).
- Hely perlu thrust yg besar dg bandwidth sempit, karena itu perlu pakai prop(blade) besar dg pitch besar. akibatnya beban torsi yg diperlukan juga besar, tapi di sisi lain nya rpm yg di butuhkan juga jauh lebih rendah. karena itu di gunakan gear reduksi. Ini untuk bisa dapat torsi besar dg cara menurunkan rpm. daya dari mesin tetap sama.
- pada manuver2 berat, beban pada hely dapat berubah secara mendadak. Karena inilah maka pada hely seringkali kita jumpai pemakaian governor. Masih dg alasan yg sama, hely menggunakan roda gila, fungsinya untuk menyimpan cadangan torsi saat secara mendadak dibutuhkan.
- Aliran udara pendinginan pada hely jauh lebih sedikit. karena itu digunakan blower tersendiri dan cylinder head di beri yg berpendingin lebih besar.
- yg paling berbeda dari engine hely itu faktor psikologis nya. pada umum nya engine mati pada hely lebih menakutkan daripada engine mati pada pesawat. karena itu orang jadi lebih hati2 dalam merawat engine hely ...

dari sini saya menilai, kalaupun ada perbedaan pada beban mesin, semuanya sudah di antisipasi diluar mesin itu sendiri. jadi mesin nya sama saja. Ini juga sebabnya OS32SX dg OS32SX-H hanya berbeda pada cylinder head dan ujung shaft nya saja. dan ini juga sebabnya saya bisa pakai engine hely di pesawat saya.

soal penggunaan nitro atau tidak, menurut saya hanya tergantung kita perlu power lebih besar atau tidak.
pakai nitro pasti dapat power lebih besar.
tentu saja dg mesin yg sama, untuk dapat power lebih besar diperlukan pengorbanan lebih banyak. ini bedanya mesin normal sama mesin high performance.
sebagai contoh, saya punya engine OS46AX dg OS46VX. sama2 0.46 cu-inch.
yg pertama powernya 1.63HP @ 16000RPM ==> engine normal
yg kedua powernya 2.47HP @23000RPM ==> engine high performance
harga engine yg kedua jauh lebih mahal.
engine yg pertama di beri garansi pabrik 3 tahun, yg kedua nggak ada garansi dari pabrik.
nah lo ...
Sudah tau gitu, saya tetap saja beli satu biji yg 46VX, kenapa ? ya karena sedemikian besarnya keinginan saya punya power lebih besar sehingga saya rela bayar lebih mahal tanpa dapat garansi.
Lalu kenapa saya masih saja juga beli yg 46AX ? karena menurut saya pengorbanan nya cukup satu saja.
kalau lain orang mungkin lain juga keputusan nya. untuk yg dana nya pas-pas-an, mungkin nggak mau beli yg VX.
untuk yg lebih kuat dana nya mungkin saja nggak mau beli yg AX.

jadi, saya nggak pakai nitro itu hanya karena saya nggak kuat beban nya di dompet. karena itu saya coba maximalkan engine nya saja.
Dengan setting yg tepat, break-in yg tepat, dan penggunaan yg tepat, saya harapkan bisa dapat power cukup dan engine nya bisa tahan lama dan tidak membebani kantong.
Bukan karena saya anti nitro lho ... Sekedar intermeso, saya kalau terbangin pesawat, selain landing, selama durasi terbang (normalnya sekitar 10 menit) throtle selalu pada posisi full.
Intinya, kalau sudah dapat nitro tinggi, performance engine jadi turun kalau di kembalikan ke nitro rendah. Jadi kalau sudah pakai 30% nitro, seyogyanya jangan turun kembali ke 15%.

yg saya lakukan selama ini :
- break-in, seperti yg sudah sering di tulis.
- penggunaan prop tidak boleh overload. baik di pesawat maupun di hely. indikasi over load, rpm engine lebih rendah banyak dari rpm spec pabrik nya (daya maximum).
sebagai contoh, OS46AX spec nya 16000RPM, saya setting di 15000.
- setting, tidak boleh overheat, juga nggak boleh terlalu dingin.
- setelah di operasikan, sedot bahan bakar di tanki sampai habis, lalu nyalakan engine dan biarkan mati sendiri. ini untuk menghabiskan sisa bahan bakar di cylinder nya.
- kalau mau nggak dipake lama, di beri after run oil (kalau ingat).
- kalau habis di simpan lama, sebisa mungkin saya usahakan tidak bongkar piston. kalau bongkar karbu sih masih oke. cylinder head, hanya kalau terpaksa.
- engine saya yg paling tua pun, nggak pernah bongkar piston, apalagi sampai harus ganti. paling banter cuman ganti spuyer yg patah.

mohon maaf kalau ada yg keliru, saya sangat terbuka untuk pencerahan nya ...


Sharing Ilmu yang bermanfaat dan tambah menarik ....masih duduk manis sedakep memperhatikan......
User avatar
Budiman
First Lieutenant
First Lieutenant
Posts: 1271
Joined: 17 Jan 2007, 15:27
Location: bekasi-surabaya
Contact:

Re: Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Post by Budiman »

christoffel wrote:om budiman dan om handoyo ...
mohon maaf, mungkin saya yg belum mengerti,
kalau boleh mohon saya di beri pencerahan, beda engine nitro untuk aplikasi pesawat dengan engine nitro untuk aplikasi heli.
soalnya selama ini saya menganggap kedua nya sama, akibatnya perlakuan saya untuk kedua nya juga sama.
atau mungkin ada suhu2 lain yg bisa bantu mencerahkan saya ?
thanks berat sebelumnya ...

Sekedar pendapat saya, namun belum tentu juga benar,
Engine memang sama2 engine nitro, Om...apa yang Anda utarakan ini memang benar adanya...hanya, saya memandang engine nitro pada heli lebih difokuskan ke arah torque pada aplikasi selanjutnya...
Selama ini saya sering ber-tanya2 spesifikasi yang dicantumkan oleh pabrik lebih di garisbesarkan pada RPM...
bagi saya, engine boleh saja dikatakan ber RPM tinggi...tapi apakah engine demikian juga mampu untuk sekaligus menghasilkan torque yang saya harapkan,khususnya dalam aplikasi heli?...memang RPM berbanding terbalik dengan torque, secara teorinya...
Bahkan dengan OS 50 sekalipun, jika saya pasangkan pada 2 heli yang berbeda jumlah "teeth" main gearnya, maka saya akan sangat ber-hati2 untuk menarik kesimpulan meskipun saya menggunakan "throttle-cyclic mixing", karena heli ber-main gear dgn jumlah "teeth" lebih sedikit, cenderung untuk memaksa engine bekerja lebih keras..hingga dapat berujung pada bogging down atopun yg terparah adalah mati di udara..Ini yang saya amati dan saya alami sendiri..
Pada T-Rex 600 Nitro, engine bekerja lebih 'santai', bahkan tanpa governor atopun throttle-cyclic mixing, bahkan dengan beban yang ber-variasi sekalipun,inilah keunggulan dari T-Rex 600 , tapi saya tidak bisa menganggap hal yang sama dengan heli lain...
Oleh karena itu, khususnya untuk nitro, saya tidak mau sembarangan pakai, karena jika saya masih berkutat dengan " % nitro"..rasanya saya justru menambah masalah pada engine...sedangkan di sisi lain, saya masih harus menentukan pitch main blade, swash degree dan jenis main blade untuk tidak terlalu membebani engine di saat manuver tertentu yang cenderung sangat berat buat engine sendiri..
Kalo dompet saya (yang seringnya) menipis, maka saya lebih memilih untuk tidak terbang, jujur saja ini...

Antisipasi soal beban sepertinya memang sudah teratasi oleh faktor pendukung di luar engine..seperti main gear, dsb...namun, saya justru melihatnya dari arah sebaliknya, yaitu apakah faktor pendukung ini justru akan meringankan kerja engine selanjutnya??....oleh karena itu, sekali lagi ,saya tidak berani berasumsi dengan perbedaan aplikasi ini, bahkan pada heli sekalipun...
User avatar
christoffel
First Lieutenant
First Lieutenant
Posts: 1292
Joined: 04 Jan 2008, 13:42
Location: Pondok Chandra Surabaya

Re: Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Post by christoffel »

terima kasih om budiman atas penjelasan nya.
dari sini kalau boleh saya tarik kesimpulan sebagai berikut.

menurut om budiman, di hely power tidak boleh di tawar tawar lagi, jadi nitro sudah mutlak minim 20%. Ini karena om budiman ingin menutup (0%) kemungkinan engine overload (bogging atau malah mati).

menurut saya, di pesawat juga sama om, cuman karena faktor psikologis, umumnya orang di pesawat nggak terlalu takut mesin mati. Juga karena hampir tidak pernah ada perubahan beban secara mendadak, jadi beberapa orang mengatakan "overload dikit nggak apa2 lah ..."
Tapi bagi saya, kalau mesin sampai overload, (baik di hely ataupun pesawat) berarti nggak bener dan tidak boleh terbang. (kalau masih sayang sama engine nya).

jadi, mungkin pandangan saya yg salah / nggak umum, soalnya dalam kenyataan nya banyak orang yg nggak merasa bersalah pakai prop over load pada pesawat nya.

sedikit mengenai torsi vs power vs rpm
Torsi = K x Power/RPM
ini rumus sudah harga mati.
saya tidak mengatakan engine ber RPM tinggi lebih bagus, tapi engine dg power (HP) tinggi pasti lebih bagus.
soal kebutuhan torsi, itu sebab nya di gunakan reduction gear. supaya dapat torsi cukup pada rpm yg di inginkan.
jadi perlunya angka rpm ini karena kebutuhan torsi ada di rpm tertentu.
contoh : apa mungkin seandainya kita mau menggerakkan buldoser dengan engine sepeda motor 100cc ? jawab nya sangat bisa. kebutuhan torsi nya yg besar bisa di dapat dg penggunaan reduksi (asumsi tidak ada rugi gesekan) yg besar juga (artinya rpm dibuat jadi rendah). hasilnya tentu saja si buldozer hanya bisa jalan sangat perlahan, tapi bukan berarti mesin 100cc nya nggak kuat.

sama juga pada hely om budiman. kalau sampai engine bogging atau mati, sudah jelas terjadi overload. solusinya bisa dg menggunakan reduksi lebih banyak (kalau rpm nya masih dalam range aman) atau menambah power engine (dalam hal ini penambahan kadar nitro adalah salah satu cara nya). kemungkinan lain, bisa juga sebuah hely dari sono nya memang di design untuk engine dg nitro tinggi, jadi kalau di minumin nitro rendah pasti bakal overload ...

kesimpulan akhir saya, penggunaan engine yg wajar, overload sangat tidak di sarankan, (saya nggak bilang tidak boleh karena ini tergantung preferensi si pemilik engine) apapun bentuk beban nya (pesawat ataupun hely).
karena itu, dengan asumsi engine digunakan secara wajar, cara break-in, setting, dan perawatan nya pasti sama, baik pada hely maupun pesawat.
kalaupun ada perbedaan, ini lebih di karenakan perbedaan faktor psikologis resiko penggunaan saja, jadi akan bervariasi pada tiap individu nya.

sekali lagi, tanpa bermaksud menggurui, ini menurut cara pandang saya yg mungkin saja bisa berbeda untuk orang lain.

terima kasih banyak untuk penjelasan om budiman.
ini sungguh mencerahkan saya dan mungkin rekan2 gaero yg lain juga ...
User avatar
Budiman
First Lieutenant
First Lieutenant
Posts: 1271
Joined: 17 Jan 2007, 15:27
Location: bekasi-surabaya
Contact:

Re: Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Post by Budiman »

Om Christ,
Bukannya saya menyatakan faktor "% nitro" pada engine heli tidak bisa ditawar lagi,Om..kebetulan, ini adalah dari sudut pandang saya yang awam serta asumsi2 'ngawur' saya selama ini...
Saya perna membaca sebuah info, saya lupa dari mana dapetnya, bahwa OS91 untuk heli, bahkan mengalami proses break-in oleh OS sendiri dengan menggunakan nitro 15%.....ini kan salah pertanda juga bahwa untuk aplikasi heli, penggunaan nitro 15% juga wajar2 saja....hanya semua tetap bergantung kepada kelihaian fine tuning si user sendiri...

Kebetulan untuk modifikasi reduction gear pada heli saya yang satu itu, tidak bisa dilakukan, karena akan merombak design fuselage secara keseluruhan..jadi terpaksa harus mencari usaha2 lain...termasuk load management serta throttle curve nya...jadi untuk beberapa manuver tertentu, memiliki throttle curve masing2 yang berbeda antara satu dengan yang lain demikian juga pada pitch curve nya...

Saya rasa itu saja dari saya Om Christ....makasi juga atas penjelasannya karena cukup menarik buat saya...
User avatar
christoffel
First Lieutenant
First Lieutenant
Posts: 1292
Joined: 04 Jan 2008, 13:42
Location: Pondok Chandra Surabaya

Re: Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Post by christoffel »

thanks om budiman.

saya juga setuju koq. saya kan bukan nya anti nitro, 46VX saya juga pake nitro 20%. penggunaan nitro sepenuhnya adalah pilihan dari yg punya engine.
yg saya kurang setuju tadi nya itu karena sepertinya koq ada perbedaan perlakuan antara engine pada pesawat dan pada hely, dan ini sungguh saya belum pernah tahu ...
kalau sekarang saya sudah jelas, kembali lagi tergantung preferensi yg punya aircraft.

sekedar sharing aja, semua spec yg ditulis pada mesin OS itu berdasarkan hasil benchmark mereka dengan kondisi pake nitro minimal 10%.
Engine OS46VX saya malah spec nya di buat berdasarkan hasil test pada nittro 20%.

Jadi saran saya untuk semua rekan2, kenali dulu engine nya dengan baik, baru bisa dapat performa yg baik juga ...
User avatar
doditsky
Senior Master Sergeant
Senior Master Sergeant
Posts: 614
Joined: 09 Nov 2008, 07:20
Location: Kudus, Jawa Tengah
Contact:

Re: Biasa Pakai Fuel 15 % kalo ganti 30 % apa yang mesti di set?

Post by doditsky »

Ini ada sekilas info yang saya baca di bukunya Paul Tradelius "The basic of RC Helycopter hal 26"...Pratical limits of Nitromethane(nitro) for helycopter flying range from none at all (0 percent) to about 30 percent

sayangnya tidak ada pembahasan pergantian fuel dengan kadar nitro berbeda.Alhamdulillaah lewat forum tercinta ini kita dapat masukan banyak tentang hal itu.... :thx :thx :thx
Post Reply