iwan21 wrote:He he he, yg saya tangkep dari penjelasan om Christoffel (saya juga dapet elmu banyak nih disini...trims om), kalo CC = 1, maka propeller akan maju sejauh nilai pitchnya dalam satu putaran (saya udah lama tau yg ini tapi baru tau ini namanya CC.. ). Gampangnya gini, kalo kita pake prop dg pitch 6 in (contoh : prop GWS 7060), maka kalo si prop muter satu kali, prop nya akan maju sejauh 6 inch dari titik awal, begicu.
Nah yg saya masih ragu itu penjelasan kalo multi blade maka nilai CC akan besar , sedangkan disebut om Christoffel kalo nilai ideal CC adalah = 1. Maksudnya besar itu apakah lebih besar dar1 1 ?, trus kalo multi blade katakan CC nya jadi 1,2 apakah sudah tidak ideal ?, padahal dalam satu putaran si prop akan maju lebih jauh dibanding yg ber CC 1 ?, bukankah ini labih baik?......mohon penjelasannya om
Om Iwan21, nambah nanya bolehkan, gini nih pertanyaannya:
1. gimana kita mendapatkan angka ato datangnya angka satu untuk CC
2. kalo angka pitch berkorelasi pada jarak tempuh dalam satu kali rotasi penuh trus kalo panjangnya ngefek kemana ya
3. apakah perubahan CC itu karena semata merubah ukuran yang telah direkomendasikan oleh pabrikan engine ato dengan kata lain ukuran propeller yang telah ditetapkan oleh pembuat engine/motor electric itu dapat di asumsikan sama dengan satu CC nya ato gimana ya
1. Kalo dari penjelasan om Christoffel, nilai ideal CC = 1 itu karena bladenya satu bilah, jadi nilai alami blade yg gak bisa dirubah (betul enggak om Christoffel?, kalo salah mohon dibetulin), jadi tiap kali si blade muter satu kalai, maka si blade bakalan maju sebesar nilai pitchnya.
2. Kembali ke penjelasan om Christoffel sebelumnya, nilai CC akan berubah jika jumlah bladenya lebih dari satu.
Begitu pak Toto yg saya dapet dari om Christoffell (maapkan saya yg elmunya dangkal tapi nekat nulis penjelasan ini)
nilai CC itu nggak mungkin lebih besar dari 1 pak. nilai CC=1 itupun dalam kenyataan nggak pernah ada. Itu angka ideal dalam teori saja.
contohnya begini, kalau kita punya sekrup dengan pitch (istilahnya sama seperti pada prop) 2 mm artinya jarak antar ulirnya 2mm, artinya bila diputar 1 putaran pada sebatang kayu, ulir akan masuk kedalam kayu sejauh 2 mm.
Ini teorinya, dalam kenyataannya, memang sekrup tsb masuk sedalam hampir 2mm juga (kurang2 dikit, karena ada juga efek kayunya radha penyet). ini yg namanya CC=1 (atau hampir 1).
Kalau seandainya sekrup yg sama tadi diputar dalam mentega, kenyataannya akan berbeda. Mungkin sekrup cuman masuk 1.5 mm (karena menteganya sendiri juga mengalah / bergerak). ini berarti CC nya = 1.5 / 2 = 0.75 atau kalau dinyatakan dalam persen = 75% artinya ada loss 25%
Sama juga kalau kita punya propeller (atau juga dikenal dengan nama "air screw") ukuran 2x1 yg super tajam dan kuat bahannya, dengan tenaga putar yg juga super kuat, lalu kita gunakan seperti sekrup untuk membelah kayu, pada 1 putaran prop akan masuk kedalam kayu sejauh hampir 1 inchi (CC=1). Kalau untuk membelah mentega, pasti nggak masuk sedalam 1 inchi lagi (CC lebih kecilan). Apalagi kalau yg screw itu udara. CC nya akan lebih kecil lagi karena udara lebih mudah mengalah ...
Ini kaitannya dengan viskositas / kekentalan media (kayu, mentega, udara).
Pada prop, selain nilai viskositas medium, juga ada unsur lainnya yg ikut mempengaruhi nilai CC ini, antara lain jumlah blade, lebar blade dan diameter. karena bila luas bidang blade yg mendorong udara lebih besar, nilai CC nya juga akan bertambah (bidang yg mencengkeram udara jadi lebih luas), cuman sayangnya penambahan nilai CC ini tidak berbanding lurus. Jadi CC pada 4 blade memang lebih besar hampir 2x (nggak sampae 2x) daripada CC 2 blade. Begitu juga pada blade yg lebih lebar, ataupun yg lebih panjang.
dengan menggunakan jumlah blade yg lebih banyak, kita hanya akan menambah nilai CC, tidak menambah volume udara yg dipindahkan, karena itu lebih menguntungkan jika menambah panjang (diameter) blade. Tapi pada RPM tinggi, ujung (tip) pada blade akan mengalami kecepatan linier yg juga tinggi, yg pada kasus extrem bisa memasuki kecepatan supersonic. Ini akan mengurangi efektifitas (CC) karena pada ujung tersebut akan terjadi efek ruang hampa (sonic boom), yg berarti ujung blade tersebut nggak mendorong apa2 (karena nggak ada udara ...). Ini sebabnya pada ducted fan lebih condong menggunakan multi blade dengan diameter kecil ...
Ada juga pertimbangan lainnya, yaitu sifat aerodinamis blade (termasuk juga airfoil) yg selain menghasilkan thrust (perhitungannya sama dengan perhitungan lift pada sayap) juga mengalami drag.
Besarnya drag berbanding kwadrat dengan kecepatan, jadi semakin besar diameter blade, beban dragnya juga meningkat secara kwadrat. Jadi prop dg diameter besar lebih digunakan untuk RPM rendah dengan pertimbangan drag ini ...
Pengukuran nilai CC bisa dengan cara menghitung volume udara yg dihasilkan prop. misalnya prop dg pitch 4" pada RPM 10000, berarti dalam satu menit akan mendorong udara sejauh 10000x4" (diameler silinder udara yg terdorong dianggap sama dengan diameter prop) artinya secara teoritis akan terjadi aliran udara dengan kecepatan 40000 inch per menit, atau kira2 60 km/jam. bila digunakan pengukur kecepatan angin, ditemukan kecepatan angin terukur dibelakang prop cuman 30 km/jam berarti CC=30/60=0.5
bila jumlah blade ditambah (multi blade) tentu kecepatannya anginya akan naik juga yg berarti CC nya nambah. Tapi sebanyak2nya jumlah blade, kecepatan angin yg dihasilkan pasti nggak akan lebih dari 60 km/jam, artinya CC nggak akan lebih besar dari 1
waduh ... maaf kalau jadi panjang begini. mudah2an bisa membantu ...