Grage Aeromodelling

christoffel wrote:

Rojotibo wrote:Om crish, klo kita coba dengan try&error sedangkan electronic aja blum dipasang, lalu gimana cara menggeser CG-nya?

maksudnya tanpa electronic terpasang itu karena waktu try & error kan di coba lempar / terbang glide. jadi supaya electronic nya nggak rusak kalau jatuh.
juga kalau pesawat kosongan kan jauh lebih ringan sehingga jatuh/landing nya (kalau2 CG belum pas, bisa saja jatuhnya nyongsop kan) nggak terlalu mesusak.
menggeser CG tentu saja harus dengan pemberat. bisa berupa batu saja, atau potongan pelat metal. yg penting bukan barang yg bisa rusak kalau jatuh. setelah dapat CG yg pas (pesawat bisa glide baik) baru ditimbang untuk melihat dimana CG nya, dan diberi tanda (karena sudah bisa glide baik, artinya CG sudah di sekitar CoL). Baru kemudian pesawat di komplitin dg mengacu CG baru nya harus di tempat yg telah di beri tanda tadi.

PS: CoL tidak akan pindah meskipun berat pesawat berubah karena CoL adalah hasil dari geometri sayap, bukan berat.

Asyik nih postingnya...nambah ilmu lg...
Ikut tnya ya om Christ, kalo kita mau nggeser CG yg blm pas tadi, tp ngga pengin nambahin pemberat bs ngga (spy pswt ngga keberatan), dgn cara menggeser posisi wing ke depan atau ke belakang (dgn cttn sayap memang yg bukan tipe fix)? Klo memang bs, bila pswt cenderung down (sblm digeser sayapnya), maka spy CGnya bagus sayapnya digeser ke depan apa ke belakang om? Thx sblmnya..

Rojotibo wrote:

christoffel wrote:

Rojotibo wrote:waktu nyoba nyari balance dengan kondisi elec terpasang tapi minus batt, dia baru balance di tengah cord (+/- 100mm dari LE), pas di beri batt ternyata tak ada pergeseran yang berarti kecuali klo batt di geser jauh kedepan.
apa bisa begitu yah? biasanya kan klo wing biasa sekitar 25% dari cord.

yg di tengah itu CG awal ataukah CoL nya ? (sudah dicoba bisa glide ?)
CG awal bisa dimana mana, nggak mesti di 25%. karena itu batt di geser2 supaya CG nya bisa di dekal CoL.
kalau untuk itu batt harus di depan, ya harus di ikuti.

SIp thanx om Crist buat posting sebelumnya :thanks

Yang di tengah itu cg awalnya, tapi udah saya ajak glide indoor, lumayan balance. cuma bingung aja CG-nya terletak di tengah cord wing,

ada banyak faktor yg mempengaruhi CoL. geometri bentuk sayap, airfoil, bentuk fuse, posisi stab, elevator dll.
Ada dua kemungkinan,
1. memang CoL nya di tengah. biasanya karena design yg nggak umum.
2. posisi CG tidak terlalu sensitif (toleransi nya besar). bisa karena geometi sayapnya, tapi biasanya karena over stabil, misalnya kalau volume ekor horisontal (stab+elevator) terlalu besar. (volume ekor horisontal adalah luas stab+elevator dikalikan jaraknya terhadap sayap).

coba di cek lagi, bagaimana kalau dibuat CG di 25%, apakah jadi terlalu berat depan? kalau ya, berarti kasusnya yg no 1. kalau tetap ok (bahkan lebih baik) berarti kasusnya yg no 2.

jong66 wrote:

christoffel wrote:

Rojotibo wrote:Om crish, klo kita coba dengan try&error sedangkan electronic aja blum dipasang, lalu gimana cara menggeser CG-nya?

maksudnya tanpa electronic terpasang itu karena waktu try & error kan di coba lempar / terbang glide. jadi supaya electronic nya nggak rusak kalau jatuh.
juga kalau pesawat kosongan kan jauh lebih ringan sehingga jatuh/landing nya (kalau2 CG belum pas, bisa saja jatuhnya nyongsop kan) nggak terlalu mesusak.
menggeser CG tentu saja harus dengan pemberat. bisa berupa batu saja, atau potongan pelat metal. yg penting bukan barang yg bisa rusak kalau jatuh. setelah dapat CG yg pas (pesawat bisa glide baik) baru ditimbang untuk melihat dimana CG nya, dan diberi tanda (karena sudah bisa glide baik, artinya CG sudah di sekitar CoL). Baru kemudian pesawat di komplitin dg mengacu CG baru nya harus di tempat yg telah di beri tanda tadi.

PS: CoL tidak akan pindah meskipun berat pesawat berubah karena CoL adalah hasil dari geometri sayap, bukan berat.

Asyik nih postingnya...nambah ilmu lg...
Ikut tnya ya om Christ, kalo kita mau nggeser CG yg blm pas tadi, tp ngga pengin nambahin pemberat bs ngga (spy pswt ngga keberatan), dgn cara menggeser posisi wing ke depan atau ke belakang (dgn cttn sayap memang yg bukan tipe fix)? Klo memang bs, bila pswt cenderung down (sblm digeser sayapnya), maka spy CGnya bagus sayapnya digeser ke depan apa ke belakang om? Thx sblmnya..

bisa, dengan beberapa catatan.
berat depan, berarti sayap digeser maju, juga berarti bakal over stabil karena volume ekor nya jadi tambah besar.
perhatian: kalau berat belakang, dan sayap digeser mundur, ini yg harus hati2 (tidak dianjurkan) karena volume ekor jadi tambah kecil dan mungkin akan bikin pesawat jadi tidak terkontrol karena jadi tidak stabil.

christoffel wrote:tambahan:
kadang2, dalam kasus tertentu kita mungkin tidak ingin model yg telah kita buat susah payah lalu di lakukan try & error karena bisa merusak (hehe ... ini sudah pesawat model dan masih dibikinin modelnya lagi). Untuk ini saya biasanya membuat modelnya saja. bisa di skala diperkecil ataupun di perbesar. yg penting geometri sayapnya (dan bidang2 yg mungkin memberikan kontribusi cukup besar pada lift) sama (skala). model ini hanya untuk mencari CoL nya saja, jadi nggak perlu bagus2. saya malah sering bikin dari kertas dilipat saja.

om suhu christ...mo nanya nih, klo bikin scaling diperkecil dengan material yang berbeda, apakah secara berat ngga berpengaruh terhadap hambatan angin?
saya pernah juga nyoba bikin scaling, tapi karena terlalu ringan...jadinya malah terbang ngga karuan. istilah jowone "miber'e ngleyang godek-godek".

pertanyaan kedua...
CoL sudah fix, CoG dicari dengan berbagai cara. tetapi jika peletakan equipment baterai, motor/engine, dll udah maksimal (terbatas oleh bentuk body pesawat), dan CoG masih belum berhimpit dengan CoL, maka perlu dilakukan penambahan berat (dengan timah, dll) yang berarti dead weight terhadap AUW pesawat.
nah, misal pesawat tail heavy dan sudah ditambah berat pada nose, tetapi dirasa masih tail heavy.
1. apakah harus menambah down thrust?
2. menambah pemberat...lagi, yang berarti mengurangi glide ratio?
3. diet pada bagian yang berat, sehingga menjadi tidak scale lagi..
4. atau ada cara lain...?

maaf klo pertanyaannya agak menyimpang
makasih

klo bikin scaling diperkecil dengan material yang berbeda, apakah secara berat ngga berpengaruh terhadap hambatan angin?
saya pernah juga nyoba bikin scaling, tapi karena terlalu ringan...jadinya malah terbang ngga karuan. istilah jowone "miber'e ngleyang godek-godek".

berat pesawat tidak ada pengaruh langsung terhadap hambatan angin. kalau bahan, bisa membuat perbedaan pada drag, tapi ini kita kan bicara pesawat model, dimana kecepatannya relatif rendah. jadi nggak pake bilangan reynold yg sulit2 ... bahasa jawa timur nya "gak kacek lah".
kalau skalanya benar, hasil CoL nya pasti sama. soal terlalu ringan, ya nyobanya jangan pake angin (angin nya harus di skala juga). kalau sudah diperkecil kan bisa indorr saja ...

CoL sudah fix, CoG dicari dengan berbagai cara. tetapi jika peletakan equipment baterai, motor/engine, dll udah maksimal (terbatas oleh bentuk body pesawat), dan CoG masih belum berhimpit dengan CoL, maka perlu dilakukan penambahan berat (dengan timah, dll) yang berarti dead weight terhadap AUW pesawat.
nah, misal pesawat tail heavy dan sudah ditambah berat pada nose, tetapi dirasa masih tail heavy.
1. apakah harus menambah down thrust?

down thrust tidak bisa menggantikan efek nose heavy. down thrust hanya mengkompensasi efek thrust (thrust besar=lift besar).

2. menambah pemberat...lagi, yang berarti mengurangi glide ratio?
3. diet pada bagian yang berat, sehingga menjadi tidak scale lagi..

betul sekali. makanya sebisa mungkin jangan nambah pemberat. kalau terpaksa, ya apa boleh buat ...

4. atau ada cara lain...?

bisa juga menggeser penempatan servo2nya. misalnya kalau nose heave, servo rudder dan aileron di pindah saja ke tail (pushrod main pendek), dan sebaliknya. pokoknya, apa yg bisa digeser, ya dicoba di geser deh ...

ada sih yang masih bisa digeser...homemade-nya digeser ke tempat sampah, trus beli aja yang pabrikan

makasih banyak om suhu christoffel atas penjelasannya. monggo dilanjut

kalau terpaksa nambah pemberat :
untuk electric : saya cenderung pake batt yg lebih berat/besar, jadi paling tidak penambahan beratnya bisa berguna untuk memperpanjang jam terbang. (pada pesawat kupu2 saya, sangat tail heavy, jadi saya pake 2 batt di kepalanya).
untuk engine : sama juga, saya cenderung ganti mesin yg lebih besar kalau tail heavy, kalau nose heavy ya terpaksa kasih pemberat (kasus yg jarang terjadi karena biasanya cukup dengan menggeser batt RX ke tail sudah cukup) tapi taruh di ujung ekor supaya nggak usah terlalu berat.

Om suhu christoffel...mau nanya lagi,
Jika CG berhimpit atau pada titik yang sama dengan CoL, apakah ini berarti dalam posisi invert pun seharusnya pesawat tetap memiliki karakter glide yang sama?
Ini asumsi pesawat masih kosongan ya, belum ada perangkat lain dan chord main wing simetris kayak pesawat planker 3D gitu. Atau ada faktor lain?

Makasih

thanx om crist, Belum di coba di CG 25% om crist cuma kayanya kasus no2 sudah terbaca. mungkin pengaruh airfoil yang aga menjulang?

phyque wrote:mau nanya lagi,
Jika CG berhimpit atau pada titik yang sama dengan CoL, apakah ini berarti dalam posisi invert pun seharusnya pesawat tetap memiliki karakter glide yang sama?

belum tentu sama. kecuali pesawatnya benar2 simetris atas bawah.

phyque wrote:Ini asumsi pesawat masih kosongan ya, belum ada perangkat lain

yg ini nggak ada pengaruhnya.

phyque wrote:dan chord main wing simetris kayak pesawat planker 3D gitu. Atau ada faktor lain?

ini apa maksudnya airfoil nya simetris? memang airfoil adalah salah satu faktor yg paling berpengaruh. juga ada faktor yg lainya, seperti AoA, posisi dan bentuk tail, elevator trim, body dll. kalau airfoil dan bentuk pesawat nya benar2 simetris atas dan bawah barulah glide nya betul2 sama.

ini pertanyaannya "Glide", artinya tanpa power ...