yang turun kebawah itu, namanya flaps. biasa kalau take off, itu hanya keluar dikit (sekitar 5 - 15 derajat), kalau landing bisa sekitar 20 - 45 derajat (umumnya sih full flaps alias 45 derajat). fungsinya untuk menambah gaya angkat pada kecepatan rendah. jadi, walaupun pesawat udah pada kecepatan rendah (150 - 120 kias), pesawat tetap bisa glide, padahal kalau tanpa flaps, pesawatnya udah stall dari kapan kapan coba.
untuk jenis jenis flaps dan fungsinya, bisa dilihat di
http://en.wikipedia.org/wiki/Flap_%28aircraft%29
trus yang naik keatas itu namanya spoiler. kalau di udara, fungsinya sebagai airbrake yang gunanya untuk mengurangi kecepatan atau ketinggian. nah, spoiler ini biasanya berfungsi untuk landing. biasanya sebelum landing, spoiler di arm, agar begitu roda menyentuh landasan, itu spoiler (kalau landing lebih umum disebut sebagai lift dumper) langsung aktif, berfungsi untuk menghancurkan aliran udara agar pesawat tidak airborne lagi.
http://en.wikipedia.org/wiki/Spoiler_%28aeronautics%29
ada satu lagi yang unik kalau naik Boeing 737-200. karena dia pake engine JT8D classic, jadi reverser akan mengembang seperti ember pecah seperti pic dibawah ini
fungsinya untuk menahan semburan mesin jet, sehingga semburan nya jadi membalik kearah depan yang mana sedikit banyak membantu mengurangi kecepatan pesawat. reverser ini hanya bisa aktif waktu didaratan, tapi tidak diudara.
kenapa di Boeing 737 seri selain 300 ga ada reverser seperti di 737-200? ada, tapi bentuknya lain karena mesin yang digunakan bukan JT8D (the most expensive carosene stove in the world, kata temen gw), tapi udah make CFM56 (
http://en.wikipedia.org/wiki/CFM_International_CFM56 ). kalau JT8D bentuk thrust reversernya mengembang ke atas dan bawah, kalau CFM56 dan mesin mesin terbaru sekarang udah menganut sistem sliding ke belakang.
mudah mudahan membantu.