Didorong oleh:
1. Alternator Nggangur
2. Perlu Stater Motor yg Super Kuat Tapi Ogah urusan sama Brush & cassing plastik motor stater biasa, Buat gasser conversion.
3. Clearance Sale di sg.farnell.com
4. Stress management urusan restrukturisari, jadi mesti cari kesibukan
5. Mahalnya sensored ESC
Akhirnya bikin project sensored ESC dengan target:
1. Kudu Musti Murah
2. Harus Gampang dikembangin bisa pakai transistor, mosfet & IGBT
3. Nggak harus push-pull, jadi bisa pakai N-Channel doang di semua driver (kalau transitor boleh push&pull karena PNP harganya nggak mahal)
4. Hall sensor harus pake yg harganya realistis (di jakarta yg ada stok 80rb-an each, jadi nggak masuk realistis)
BLOG Sensored ESC mumer:
Sensor: awalnya pakai 276, integrated hall sensor boleh bongkar dari PC fan, challangenya karena 4 pin jadi ukurannya agak lebar, pemasangan cuma bisa dipinggir stator spt digambar dibawah:

Hasilnya: walaupun sensor bekerja dengan baik tapi karena model claw magnet dari alternator perubahan flux nggak cukup untuk ngerubah hall sensor. Karena ini masalah lokasi, sensor dipindah ke tengah stator untuk dapetin medan magnet yang seimbang antar utara selatan, issuenya 276 ke-gedean jadi solusinya pakai HONEYWELL S&C SS40A (SGD 1.98 each) di sg.farnell.com, sensor ini juga biasa digunakan di CDI sensor cuma karena open collector output jadi mesti di pasangin pull-up resistor. setelah ketukang bubut buat pinjem bor duduk plus kikir sedikit, maka sensor berjalan dengan baik.
Controller
AVRMega8535, Logic control bersumber dari atmel application notes tentang BLDC control, 3 interrupt channel digunakan untuk tangkap perubahan yang terjadi pada hall sensor, dengan trick khusus di Int2 untuk bisa handle Toggle sensing. 3 PWM port untuk kontrol High side. Menggunakan 2 port (B & D) jadi masih punya sisa 2 port lagi untuk LCD dan joystick.
Driver
Karena bahaya-nya pass-through (setiap phase terhubung ke kutub positif&negative melalui 2 buah transistor/mosfet, kalau sampai kejadian dua-duanya ON bersamaan maka akan terjadi koslet atau istilahnya pass-through) maka pada saat design hanya menggunakan TIP 2955/3055 (10rb sepasang) artinya ESC ini cuma kuat untuk 15A/60V. Setelah working perfectly, transistor ini akan diganti dengan 12xIRF3007 (1 phase pakai 4, 80A/70V N-channel Mosfet, satunya SGD 2.24) yang akan memberikan 150A & 70V. Semuanya menggunakan N-Channel, untuk memungkinkan itu diperlukan satu Half Bridge Driver IR2101 (SGD 4.66) per phase.
Hasil testing pass-through berikut sensor input, High Side & Low Side seperti pada video dibawah:

Di layar LCD , Phase di identifikasikan sebagai A, B & C. Pada baris pertama ditampilkan sumber interrupt (0,1&2), Control High Side dari atau lebih mudahnya kutub positif dari phase mana, Control Low side atau kutub negatif ada di phase mana.
Pada baris kedua adalah input dari Hall sensor, bolak balik dalam 1 full cycle. Bila diperhatikan 1 full electrict cycle terdiri dari 6 step, yaitu: A--, AB-, -B-, -BC, --C dan A-C, demikian juga kebalikan arahnya dalam urutan terbalik.
Kalau dihitung secara biaya (diluar ongkos bubut, UPS dan bea masuk, kabel, resistor & dioda)
3 Hall sensor SGD 2x 3 x RP 7,000 = Rp 42.000
12 Mosfet SGD 2.24 x 12 * RP 7000=Rp 188,160
3 IR2101 SGD 4.46 x 3 x RP 7000=Rp 93.660
AVR8535 Board Rp 140,000
ID extension board Rp. 30,000
total Rp 493,820 dibanding Sensored ESC Hobby king + ongkir bisa dibilang cuma separuhnya




Mungkin buat yang bertanya tentang bagusnya sensored ESC:
1. Nggak bakalan outsync, biar mau di gas poll secepet-cepetnya
2. Nggak perlu rubah timming-timming di ESC untuk segala jenis & ukuran motor
3. Nggak ada masalah dengan start up ataupun beban berat, tidak seperti sensorless ESC yang mendapatkan informasi kapan harus merubah output dari BEMF (yang nota bene hanya nongol kalau motor udah mutar cukup kenceng pada high KV motor), informasi kapan harus switch langsung diperoleh controller dari rpm 0. Jadi nggak ada masalah sama sekali start langsung dengan beban berat (buat stater gassoline engine contohnya) karena dia nggak butuh BEMF. Makanya Mobil,Motor & sepeda Listrik pakainya selalu sensored.
4. High RPM range, dengan AVRMega8535-16MHz, secara teoritis dengan pengkabelan yang rapih bisa diperoleh rpm range dari 0 - 400,000 rpm dengan 12 pole motor (Motornya yg nggak ada bisa sampai segini...).