Para suhu dan rekan2 sekalian.
izinkan saya membuka tred khusus quadcopter, baik yg home made maupun yg build up.
terbuka u semua jenis mulai dari 3c,QC,HC dll
target curhat :
- pembahasan program (ide dari tahun lalu u membuka trade opensos di sini bersama temen lama ku, semoga beliau akan hadir di sini)
- cara setting PID
- Pemilihan motor dan prop yg cocok
- modifikasi program u kegunaan yg bener sampe dapet julukan "sialan"
http://gaero.org/forum/viewtopic.php?f=227&t=8540
ini masih hayalan aja..

selanjutnya izinkan saya sedikit curhat.
udah 2 th mau bikin controller sendiri, tapi gak jadi2..
berbagai alasan saya utarakan.. mulai dari masalah waktu,modal,part dll
tapi pada akhirnya harus saya akui ternyata saya tidak sanggup u membut si controller itu

tanpa menghiraukan kicauan burung dan bisik2 tetangga
akhirnya saya tinggalkan idealisme u membuat sendiri
cari2..

INI OTAKNYA
SPEKNYA:
* Designed to be used with autonomous aircraft, quadcopters and helis
* Based on a 16MHz Atmega1280 processor.
* Built-in hardware failsafe that uses a separate circuit (multiplexer chip and ATMega328 processor) to transfer control from the RC system to the autopilot and back again.
* Includes ability to reboot the main processor in mid-flight
* Dual-processor design with 32 MIPS of onboard power
* Supports 3D waypoints and mission commands (limited only by memory--approximately 600-700 waypoints with current code, but can be adapted for more)
* 128k Flash Program Memory, 8K SRAM, 4K EEPROM
* Comes with a 6-pin GPS connector (EM406 style).
* Has 16 spare analog inputs (with ADC on each) and 40 digital input/outputs to add additional sensors
* Four dedicated serial ports for two-way telemetry (using optional XBee modules) and expansion
* Can be powered by either the RC receiver or a separate battery
* Hardware-driven servo control, which means less processor overhead, tighter response and no jitters
* Eight RC channels (including the autopilot on/off channel) can be processed by the autopilot.
* LEDs for power, failsafe status, autopilot status
INI MATA,TELINGA dan HIDUNG(sensor)
SPEKNYA:
Features:
-Dual 3.3V Regulator!!! (One dedicated for analog sensors!)
-Relay switch for cameras, lights or payloads (WOW!)
-12-bit ADC for better Gyro/Accel/AirSpeed resolution. (YEAH!)
-Built-in 16MB Data Logger (The Black Box).
-Piano DIP switch for servo reverse or user customizable.
-Built-in FTDI, making the board native USB.
-Dedicated Modem/OSD port.
-I2C Port with incoming "Daisy Chain board" allowing you to build sensor arrays.
-Two user-programmable buttons (one momentary, the other slide).
-10-Bit analog expansion ports.
-Reset button.
-Built-in voltage dividers to measure aircraft battery voltage, down to the individual cell. Includes 4 3.9k resistors that you can solder in to measure standard LiPo battery packs.
-Tons of Status LEDs.
-New vibration resistance Invensense Gyros (Triple Axis).
-Analog Devices ADX330 Accelerometer.
-AirSpeed sensor port (optional, sold separately).
-Absolute Bosch pressure sensor and temp for accurate altitude
(Yes you can use your shield as a Weather Logger too!).
-Weight (no pins): 0.5 oz; 13 g
ini setelah di gabungkan otak,mata dan telinga
ini yg jadinya

ini dari kamera hape

kenapa saya milih ini??
alasannya:
1. Opensource
2. Bahasa pemograman menggunakan C (makanan sehari2)
3. fiture dasar nya sudah mewah dan lengkap(dalam hal proses penstabilan) disain yg simple, dan mudah untuk menambahkan hardware,seperti GPS,Compas,sonar,pitot,camera shuter dan stabilizer, dan
4. menggunakan microcontroller 1280 port kosong masih banyak tersedia(contoh di no.3),kapasitas program legaaaa...
5. harga relatif murah, jika kita melihat dari sisi spesifikasi, saya bisa katakan si ardu di banding beberapa merek lain memiliki fiture lebih dgn harga lebih murah.. tapi dalam hal QC fiture hardware tidak terlalu menentukan karakter terbang. yg menentukan adalah firmware. toh banyak QC dengan spek di bawah ardu tetapi karakter terbangnya bisa sama bahkan lebih baik .
kekurangannya:
1. proses compliter/u merubah dari bahasa C ke bahasa mesin relatif lambat,
saya gak tau kenapa arduino begitu lambat dalam proses compile, sebagai gambaran u mengcompile program dengan kapasitas 32KB dengan compiler codevision/winarv/avrstudio hanya membutuhkan waktu kurang dari 10detik.
tapi di arduino membutuhkan waktu kira2 45detik.. ini sangat lambat kalo kita sedang membuat sebuah program.. (keburu lupa apa yg tadi kita buat)

2. proses upload juga lambat..
u kapasitas 32KB dengan kabel ISP standar hanya membutuhkan waktu +-5detik, pake ini bisa 1 menit

note: untuk para suhu dan rekan2 dengan segala kerendahan hati saya ajak dengan mohon untuk bergabung...