dari Mr. Oyama Isao: flying zone kita adalah 120 derajat dari tempat pilot berdiri.. kalo dibuat garis tegak lurus dari depan dan samping kita berdiri maka 60 derajat ke kiri dan 60 derajat ke kanan.. dan penonton harus di belakang pilot... dan dilarang keras berbicara dengan sopir
infact: saya sendiri sering harus puter badan ngikutin kemana pesawat terbang hehe..
Jangan malas melakukan double check. Terutama Heli yang butuh super presisi di semua joint.
Pengalaman saya waktu terbang trex, setelah crash dan ganti spindle shaft, semua pre check sudah saya lakukan. Begitu blade sudah dapat momen puntir dan heli mulai lift up setinggi pinggang, tiba2 blade termasuk blade holdernya meluncur kayak anak panah masing2 ke arah kiri dan kanan saya, terpisah sejauh hampir sepanjang lapangan bola (panjang lapangan, bulan lebarnya). Ternyata spindle kurang terbaut kencang di blade holder. Akibatnya heli langsung jatuh di tempatnya takeoff dan menderita patah landing skid.
Yang saya gak bisa bayangin kalau bladenya mengarah ke saya atau orang lain yang sedang ada di sekitar..
Posisi matahari kayanya harus diingat, kalo lagi terik trus dipandang bisa buta sesaat, pengalaman pribadi sampe heli nyamber antena TX, kalo nyamber pilot?hiiiiiiii. Antena tx juga amit2 susah nyarinya
TITAN 50 , ENGINE cut off +/- 8 meter , penyebabnya BUSI ENYA no 4 MATI ( 60 x flght ) tanpa ada kerusakan APAPUN , sungguh LUAR BIASA , karena saya PERCAYA dan selalu BERDOA minta PERLINDUNGAN agar ALAT yang saya gunakan & WAKTU / KESEMPATAN kita , TERHINDAR dari MALAPETAKA
SAAT PESAWAT CRASH:
usahakan tidak spontan menyalahkan diri atau panik.
saya pernah panik dan gegap gempita buru2 mungut pswt dari dalam semak2 pinggir hutan, tapi kaki malah kena tunggak kayu (ini tidak safety juga), perhatikan juga hewan2 liar disekitar lokasi crash. utk kasus seperti ini sebaiknya pakai Sepatu, jaket/ baju lengan panjang, celana panjang.