jstnt wrote:hmmm setelah dibaca thread dr pak budiman, saya jadi lebih jelas, disana dijelaskan tentang rotor head system dan pengaruhnya terhadap input yang diberikan. Heli f3c/fAI mixing ratio kalau disimpulkan respon servo memiliki resolusi lebih tinggi. Untuk heli 3d jika mau lebih presisi disarankan penggunaan servo horn lebih kecil yang berpengaruh pada full travel. Misalkan pada velo 50 jika panjang servo standart diperoleh cyclic 10, jika digunakan servo horn pendek maka full travel servo bisa diperoleh cyclic lebih rendah tapi resolusi gerakan cyclic lebih smooth.
Menurut saya setelah baca, heli f3c/FAI lebih mengutamakan resolusi tinggi yang berkaitan dengan smoothnya gerakan heli, sedangkan heli 3D mengutamakan responsifnya heli dengan cyclic dan pitch besar tapi mengorbankan resolusi heli sehingga gerakan menjadi terkesan kasar.
Maaf kalau saya
kurang setuju dengan om Budiman soal stabilitas heli, ada yang didesain stabil dan ada yang sengaja tidak stabil. Yang saya tangkap dr bahasan diatas kembali pada settingan heli saja om. jadi heli bisa disetting lebih kalem ataupun responsif tergantung dari si empunya heli. Salut dengan Blitz Avro, heli 3D tp menjadi juara F3C di UK.
@mamatpirlo, kalo pake governor jangan pake throtle mix ya pak, bisa mabok ntar helinya pak
Mohon maaf kalo salah
Tidak ada masalah buat saya,Pak Johnson...memang disinilah letak perbedaan pendapat soal "stabilitas" dipandang dari 2 sisi...yaitu F3C dan 3D....Karena yang saya ungkapkan sebelumnya adalah pada heli yang menggunakan rotor head assy yang benar2 murni 3D atopun murni F3C, yang masing2 tidak memiliki fasilitas untuk melakukan perubahan karakter agar heli dapat diterbangkan dengan 2 gaya...Blitz Avro 90, merupakan salah satu contoh design heli yang dapat diubah karakternya, dengan adanya option setting pada Rotor Head Assy..jadi sebenarnya tidak bisa dimasukkan dengan apa yang saya bahas sebelumnya, ...
Sama saja jika dalam 3D...misalkan Anda menggunakan heli 450...kemudian menggunakan T-Rex 600 ..atopun menggunakan T-Rex 700...dari ketiga heli tersebut Anda dapat menentukan mana yang benar2 "stabil" untuk aplikasi 3D...
Tapi akan berbeda jika Anda menggunakan T-Rex700 Nitro(pure 3D design) untuk aplikasi F3C ..lalu Anda coba T-Rex 700 eF3C (dengan setting F3C) untuk aplikasi yang sama...Mungkin,suatu saat nanti Anda akan paham dengan pendapat saya mengenai "stabilitas" yang saya maksudkan...karena dari sudut pandang saya pribadi , heli 3D tetaplah ber-design untuk "nimble"...dengan "nimble" inilah diperoleh sebuah agility...
Link yang saya sebutkan , jika Anda jeli melihatnya dari berbagai aspek, sebenarnya bukan hanya soal heli hendak diubah smooth atopun tidak, dari sudut pandang saya..justru saya memperoleh alasan kenapa heli 3D berkarakter "nimble" dan kenapa heli F3C tidak "nimble"...Modifikasi T-Rex 600 yg disebutkan dalam link tersebut, karena saya sudah coba sendiri beberapa item nya sih...tidak memberikan perubahan yang significant...untuk hover..iya sedikit lebih "forgiving", namun tidak saat heli kita gerakkan untuk Fast Forward Flight secara "in line"...tetap susah, terlalu banyak koreksi setelah "banking" dan tidak selaju serta selurus terbangnya Sceadu Evo 50 yang saya punya, apalagi untuk manuver Rolling in line(axial-rolls), heli sering melorot secara gradual saat Rolling ...karena design awal dari pabrik untuk T-Rex 600(punya saya seri "Nitro Pro) tetaplah untuk 3D...dan ini susah untuk diubah...ini yang tidak saya sadari sebelumnya..
@ Mas Anto (mamatpirlo)
Silahkan dibaca lagi pada posting saya di "RC electronic : Cyclic-Throttle Mixing pada helikopter"...jika Anda memiliki pertanyaan, silahkan diungkapkan di sana..akan saya monitor ..seperti biasa...
Sekali lagi..saya akan berhenti di sini dulu deh,mengenai "stabilitas"...
